Senin, 26 Juni 2017

MELUKIS KALIGRAFI DIATAS DAUN RAMBUTAN PERTAMA DI INDONESIA.

Seringkali seniman yang kreatif memanfaatkan bahan-bahan yang tidak bermanfaat. Untuk melukispun kita bisa berkreasi dari daun-daun yang sudah gugur atau kering. Ini adalah sebuah inovasi dan kreatifitas tanpa memerlukan bahan-bahan yang mahal. Sebagai contoh karya lukis kaligrafi yang ditorehkan Ust. H. Purwanto Zain yang tak pernah bosan untuk berkreasi mengunakan khat sulusi memakai lafadz basmalah. Spirit hadis nabi, "Man kataba bismillah dakholal jannah": barang siapa menulis bismillah maka akan masuk surga. Karya tahun 2013 ini masih tersimpan rapi dan awet walau terbuat dari bahan daun rambutan. Bahkan dulu para sahabat nabi sering menulis ayat-ayat al Qur'an juga diatas pelepah kurma. Jadi kita bisa berkreasi bak seorang sahabat nabi pada zaman dahulu.

Sungguh sesuatu yang indah masih bisa diberi kesempatan menggores ayat-ayat Tuhan. Ayolah mencari bahan yang lain untuk ! Memanfaatkan berbagai limbah untuk disulap menjadi karya yang indah. Bahan tidak harus mahal tetapi imajinasi itulah yang mahal, bahkan bisa melebihi harga jual emas permata. 

Karya indah ini akan terlihat natural, karena nuansa daun kelihatan kering, kelihatan tekstur daun, lukisan yang memanfaatkan daun ini akan menjadi lukisan kaligrafi daun yang pertama di Indonesia. Ini tentu jauh beda dengan para pelukis yang lain berlomba-lomba membuat karya dari bahan kanvas, atau media lainnya. Bukan tidak mungkin kalau karya seperti ini jumlah karyanya sampai ratusan karya maka layaklah untuk membuat pameran khusus untuk lukis kaligrafi diatas daun. 

Karya estetis seperti ini perlu digalakkan oleh para pelukis kaligrafi yang berani tampil beda. Beda bahan tetapi tetap berkwalitas dan enak dipandang mata.

MENTARI PAGI BERIRAMA GORESAN KALIGRAFI. (purwanto zain)

Pagi hari di sanggar mengawali pagi, sang kaligrafer bangun. Tahu bahwa ia harus menggores. Terus menggores setiap saat. Atau kertas akan kosong tanpa goresan huruf alif.

Sang mentari pagi telah bangun. Sang kaligraferpun tahu bahwa ia harus menggores diatas kanvas. Kalau tidak hari ini ia akan rugi. handam dan kuaspun akan menangis.

Handam akan meliuk-liuk diatas waroq muqohhar, kuaspun menari indah bersama indahnya warnanya cat. Mentari telah terbit, lebih baik siaplah kau mulai berkarya dalam renjana ruh senimu !

Waktumu akan melahirkan karyamu. Karyamu akan menghias dunia. Dunia indah dengan sapuan kuasmu. Berirama dengan suara qolamu. Karyamu akan menginspirasi dunia.

Lahirnya maestro kaligrafi di ufuk mentari. Berhias ilmu dan seni, muda dan berdikari. Sukses muda walau dikata gila, gila akan imajinasi sebagai energi.

Minggu, 25 Juni 2017

KEKUATAN IMAJINASI SENI KALIGRAFI ISLAM (purwanto zain)

Seorang kaligrafer yang mahir melukis kaligrafi dikanvas tentu dalam berkarya perlu punya konsep yang jelas terlebih dahulu agar kedepannya tercipta sebuah karakter atau ciri khas sebuah karya dari seniman tersebut. Karakter yang terbentuk tentu akan menciptakan sebuah kekuatan visualisasi (imajinasi) seni, sehingga bisa menciptakan pencitraan (imagery). Jadi kita menciptakan di dalam diri kita sesuatu yang seakan-akan kita lihat. Beberapa pakar , seperti Martin L. Rossman (pendiri Academy for Guide Imageri) menjelaskan bahwa imajinasi bisa bermanfaat untuk mengingat masa lalu, dapat menciptakan serta mengembangkan wawasan yang mendalam tentang masa kini, mempengaruhi kesehatan fisik, mendorong kreatifitas, serta mengantisipasi dan mempersiapkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa depan yang lebih baik.

Contoh studi kasus yang terjadi di Universitas London ketika Dr. Robert R. Hartley berupaya sekuat tenaga berusaha memperjuangkan untuk mengatasi prestasi akademik para mahasiswa yang berprestasi rendah, Dr. Robert R. Hartley mengajari para mahasiswanya untuk berimajinasi (visualisasi). Anak-anak disuruh membayangkan orang-orang yang sangat pintar yang mereka idolakan. "Jadilah kamu aktor!" kata dia pada anak-anak tadi. "Tutup mata kamu. Bayangkan kamu menjadi orang yang sangat pintar seperti idolamu itu dan melakukan sebagaimana kalau dia melakukan". Amazing.. Hasilnya sangat luar biasa. Nilai mereka naik secara segnifikan. Salah seorang anak berkata dalam ketidakpercayaannya, "Woow, seakan ini bukan hasilku".

Dalam islam sendiri  ini selaras dengan firman Allah dalam hadis qudsi, Ana 'inda dzonni 'abdi bi.. Aku tergantung prasangka hamba kepadaku.

Succes is state of maind, if you want succes, start thingking of yourself aa a success.

Impian berfungsi sebagai penunjuk arah. Ia mendorong otak bawah sadar kita untuk bekerja untuk memvisualisasikan tujuan hidup kita dengan detail dan jelas. Ia bagai maket bangunan bagi arsitek atau kerangka tulisan bagi seoarang penulis. Goresan handam bagi kaligrafer, sapuan kuas bagi pelukis. Imajinasi mampu melahirkan motivasi dan kemampuan yang luar biasa. Memberikan energi untuk membentuk etos kerja yang tinggi dalam bertindak dan berkarya, menatap masa depan dengan penuh keyakinan dan optimisme. Ulama' terdahulu sering menyebutnya al-himmah, hasrat yang kuat atau cita-cita yang tinggi. Ibnu al-Qayyim dalam Madarijus salikin mengatakan yang dimaksud al-himmah adalah puncak keinginan ( ultimate goal).

Jumat, 23 Juni 2017

ASYIKNYA NGAJI KALIGRAFI DI OJK oleh Dr. KH. Didin Sirojuddin AR. MA.g


ازدهرت تعاليم القرآن طوال شهررمضان. ولكن قد أخذ قليل من المنظمات والجمعيات بعقد الحلقات والمباحثات عن الخط العربى الذي هو من مصادرالقرآن فضلا عن تلاوته.

       *Otoritas Jasa Keuangan (OJK)* tidak melulu mengurusi uang. Festival Ramadhan, salahsatu kegiatannya di Jakarta, berlangsung dengan acara favoritnya yaitu *Mengaji Kaligrafi* dengan lombanya yg diikuti beberapa karyawan OJK.
       *Ngaji Kaligrafi* ternyata enak. Tidak disangka, kalau Al-Qur'an yang diturunkan di bulan Ramadhan, bukan hanya untuk *dibaca* dengan merdu tapi juga untuk *ditulis* indah. Bacaan inheren dengan tulisan. Uniknya lagi, *keindahan* membaca dan menulis itu paralel seperti perintah Nabi SAW:
زينواالقرآن بأصواتكم
"Hiasilah Al-Qur'an dengan *suaramu yang merdu,"* dan deklarasi prinsip mempercantik tulisannya untuk tujuan yang lebih agung:
الخط الحسن يزيدالحق وضوحا
*"Tulisan indah* menambah kebenaran semakin jelas."
      Untuk tujuan *mempercantik Al-Qur'an* itulah nada-nada lagu (Bayati, Shoba, Syikah dst) lahir pusparagam, dan aneka gaya khat (Naskhi, Tsulus, Farisi dst) muncul dan diolah dengan rupa-rupa teknik irama dan goresan. Kaligrafi pun  menyimpan multiguna untuk tujuan didaktik, edukatif, praktis, estetis, dan ekonomis.
       Ketika dilombakan, kenikmatan  mengolah *aksara Al-Qur'an* itu semakin mengasyikkan. Rasa syahdu menggelora menambah Kitab Suci yang sudah indah terasa semakin indah.

( Subhanallah... semakin berbinar dakwah bil qalam khas 'ala lemka ● Purwanto Zain )

PENDAFTARAN KURSUS KALIGRAFI DI SANGGAR KALIGRAFI ASTA QALAM KUDUS.

Sanggar kaligrafi Asta Qalam Kudus membuka kembali pelatihan kursus kaligrafi via MTQ bagi pemula maupun yang sudah mahir/ ahli kaligrafi. Akan dibimbing oleh pengajar yang profesional - kaligrafer juara nasional. Pendaftaran dimulai selama tanggal 1 s/d 30 syawwal 1438 H/ 25 juni s/d 25 juli 2017. Kursus akan dimulai setiap hari jum'at jam 13.30 wib atau habis jum'atan. Mulai tanggal 28 juli 2017 di Sanggar Kaligrafi Asta Qalam Kudus (AQK) selama 3 bulan

Paket basic 1:

Pendaftaran Rp. 100.000,- dan Rp. 300.000,- (biaya kursus).

Paket basic lukis kaligrafi:

Pendaftaran Rp. 100.000,- dan Rp. 500.000,- (biaya kursus).

Silahkan daftar lewat via WA : 085725329388

Pendaftaran dan biaya kursus dikirim ke no rek BRI atas nama H. Purwanto: 5927-01-000745-50-0

Alamat Rt 5 Rw 3 Sosok, Honggosoco, Kudus, Jawa Tengah.

Kamis, 22 Juni 2017

Ustadz Abdul Fatah Jepara mahir kaligrafi.

Mas Ustadz Abdul Fatah sejatinya sudah lama belajar kaligrafi. Tahun 2017 baru memutuskan untuk terjun di lomba kaligrafi tingkat Kabupaten Jepara. Walau latihan gores handam di sanggar kaligrafi Asta Qalam Kudus sehabis kuliah, akhirnya masih bisa memperoleh juara 2 khat naskah tingkat Kabupaten Jepara tahun 2017. Masih sibuk mengajar di sekolahan tidak menghalangi untuk meraih prestasi kaligrafi. Profesi sebagai guru tidak menghalangi untuk kuliah di Pascasarjana STAIN Kudus.

Selasa, 20 Juni 2017

GORESAN KHAT NASKHI; SHOLAWAT KAAFIYYAH MUJIZ KH. Dr. SOFIYAN HADI LC. MA

Berisi pujian sholawat pada Baginda Rosul Muhammad SAW yang berfaidah diberi kelapangan rizqi yang melimpah ruah, sukses dunia akhirat Aamiiin yaa robbal 'aalamiin.

DO'A TOLAK BALA' DAN PEMBUKA PINTU RIZQI KHUSUS BAGI PENGUSAHA

Ikhtiar dan usaha itu adalah wajib. Sedangkan do'a merupakan jalan terakhir setelah usaha. Sudah 20 lebih goresan kaligrafi ini yang saya gores, bertuliskan lafadz lii khomsatun udfii bihaa dst. Mereka adalah para pengusaha diantaranya H. Aris Syamsul Ma'arif, H. Abdur Rokhim, Drs H. Suparmin, Drs. H. Mugi dll.

Jumat, 16 Juni 2017

INDAHNYA KALIGRAFI ISLAM. (oleh h. purwanto zain)

Dalam perkembangan seni kaligrafi islam di Indonedia tahun 2017 ini. Memang lagi hangat-hangatnya karena kaligrafer Indonesia mulai menorehkan prestasinya dikancah internasional. Bukan tidak mungkin sebentar lagi Indonesia akan menjadi salah satu kiblat kaligrafi dunia. Yang banyak dimotori diantaranya oleh Pesantren LEMKA, El-Jabbar, PSKQ dan banyak sanggar kaligrafi di Indonesia. Memang kaligrafi murni atau khat naskah masih asyik di dunianya dalam goresan qalam diatas kertas muqohhar (kertas olahan) untuk pembuatan lauhah yang lagi marak digandrungi para kaligrafer di Kudus dan umumnya di Indonesia.

Jadi memang kaligrafi murni dengan lukisan kaligrafi sebenarnya mempunyai korelasi yang erat sekali. Karena dalam berkarya disitu ada pesan dari langit yang bisa dilihat dalam lukisan sebagai sarana dakwah bil qalam (untuk kaligrafi murni) dan dakwah bil quas (lukisan kaligrafi).

Kaligrafi sendiri mempunyai makna-makna yang sangat kompleks seperti yang ditunjukkan oleh naskah yang ditulis Attauhidi, seorang penulis besar zaman Abbasiyah.

Nilai-nilai tersebut adalah: Pertama, kaligrafi dianggap sebagai refleksi kebijaksanaan dan kualitas kesempurnaan manusia. Gaya dalam kaligrafi merupakan citra intelek yang mewujud dalam bentuk. Ini dicatat Attauhidi dalam beberapa pernyataan yang disebutkan pada risalahnya. Misalnya, di sana disebutkan:

Abbas berkata: tulisan tangan adalah lidah tangan. Gaya adalah indahnya intelek. Intelek adalah lidah bagi bagusnya kualitas dan tindakan. Dan bagusnya kualitas dan tindakan adalah kesempurnaan manusia.

Atau misalnya lagi dikatakan, “Qalam adalah kebijaksanaan yang utama. Tulisan tangan adalah keutamaan qalam. Gagasan adalah karunia yang indah dan intelek, dan eloknya gaya adalah hiasan bagi seluruhnya itu.”

Kedua, kaligrafi juga dianggap sebagai intelek –yang juga disebut beberapa kali– seperti yang disebutkan Hisyam bin Al Ahkam: Tulisan tangan adalah perhiasan yang ditampakkan oleh tangan dari emas murni intelek. Ia juga adalah kain sutera yang ditenun oleh qalam dengan benang kepiawaian.

Sementara itu, Bisyr ibn Al Mu’tamir berkata: “Batin adalah tambang, intelek adalah mineral yang mulia, lidah adalah pekerja tambang, qalam adalah tukang emas, dan tulisan tangan adalah benda perhiasan yang telah jadi.”

Ketiga, kaligrafi di pihak lain merupakan perpaduan antara pikiran dan perasaan, kualitas intelek dan intuisi.

Abdul Dulaf Al’Ijli misalnya pernah berkata, “Qalam adalah tukang emas perkataan. Ia mencairkan dan mengungkap isi hati, dan menampakkan batang-batang bagian tubuh di mana pikiran dan perasaan bermuara.”

Kembali ke pembahasan lukis kaligrafi ”Meski terkesan mendikotomi, lukis kaligrafi tidak lebih hanya sebuah perkembangan media yang tidak hanya “terpenjara” di atas kertas dan kanvas. Tidak hanya di tanah air, lukisan di Timur Tengah juga telah banyak mengambil objek-objek huruf sebagai bagian yang utama.

Lukis kaligrafi adalah sebuah lukisan dengan mengambil objek huruf-huruf Arab. Biasanya mengambil ayat-ayat Alquran maupun hadist yang diiringi background senyawa. Kadang objek kaligrafi hanya sebagai pelengkap, dan kadang merupakan kaligrafi berhias sebuah objek. Tidak bisa diproporsikan persentase objek kaligrafi dan lukis itu. Ketika sebuah lukisan ada objek huruf arab yang merangkai kalimat ayat maupun hadist, maka lukisan tersebut bisa dikatakan lukis kaligrafi.

Seperti halnya lukisan yang saya lukis didinding Pak Haji Hardi Pangkalan Bun Kalimantan Tengah dengan sebuah objek ka'bah sebagai tempat berkumpulnya orang mu'min melakukan ritual yang disebut towaf. Dipadu dengan khat diwani kontemporer dan khat naskhi, yang berjudul "Haji Mabrur" memberi sebuah pesan untuk selalu berusaha menyempurnakan rukun dan kewajiban ibadah haji dan umroh yang tiada balasannya kecuali surga. Di sinilah letak saling mendukung antara kaligrafi dengan objek lukisan. Nampak sekali keduanya merupakan pondasi keindahan sebuah objek yang dihasilkan.

Lukisan kaligrafi pun bisa menerapkan kaligrafi murni seperti yang saya buat. Sebut saja guru saya seoarang Pakar Kaligrafi Indonesia Dr. Kyai Haji Didin Sirajuddin AR dan Dr. KH Wahidin Loekman misalnya, kerap menerapkan kaligrafi murni dalam media lukisnya. Lain halnya dengan Amang Rahman misalnya, beliau sudah terkenal dengan lukisan batiknya. Amang Rahman melukis kaligrafi dengan tanpa memperhatikan kaidah baku kaligrafi yang diterapkan Hasyim Muhammad Al Baghdadi, kaidah naskhi Syauqy dan lain-lain.

Di tanah air sendiri bermunculan kaligrafer terkenal seperti guru-guru saya Ust.H. Isep Misbah, Ust. Ujang Badrus Salam, Ust. H. Hasanuddin Bandung, H. Purwanto Zain, Ust. Turmudzy Elfaiz, Ust. Ali Rohman, Ust. M. Assiry, Ust. Nurul Huda Jogja dan lain-lain, yang masih produktif dalam berkarya. Mengikuti dari tokoh angkatan sebelumnya yang lebih senior seperti Dr.H. Didin Sirajuddin AR, Prof. A.D. Pirous, Amang Rahman, Saiful Adnan dan masih banyak yang lainnya. Seolah memiliki “trade mark” tersendiri, satu dengan yang lainnya mempunyai karakter berbeda ketika membuat sebuah lukisan kaligrafi.

Di luar negeri, khususnya di Timur Tengah, lukis kaligrafi merupakan bagian dari kaligrafi kontemporer. Biasanya, kaligrafi jenis ini menampilkan objek-objek huruf yang tidak “terpatok” pada arti. Namun huruf bisa berdiri sendiri.

Lukis kaligrafi memiliki keunikan tersendiri karena seni lukis dan bentuk huruf saling melengkapi. Dan, lengkaplah keindahan tertanam dalam sebuah objek lukisan. Allah sendiri adalah Dzat Yang Maha Indah dan menyukai akan keindahan. Selamat menebar keindahan, mari kita bumikan kaligrafi islam dengan kaligrafi terapan.

KUNJUNGAN BAPAK H. GUNTUR KE SANGGAR GALERI ASTA QALAM KUDUS

Suatu kehormatan dapat kunjungan dari seorang pengusaha rokok Janur Kuning dan pengusaha butik kota kudus beliau Bapak Haji Guntur di gubuk yang sederhana kami sanggar galeri Asta Qalam Kudus. Beliau memang pecinta seni dan kolektor seni juga. Berkesempatan memesan 3 buah karya kaligrafi mushaf bertuliskan lafadz "lii khomsatun udhfii bihaa" dst. Do'a tolak bala' dan babur rizqi, cocok untuk yang punya usaha. Pengalaman saya pribadi, sudah 20 karya kaligrafi lebih yang bertuliskan lafadz "lii khomsatun udhfii bihaa" dst dipesan para pengusaha di kota Kudus. Bahkan suatu ketika saya diundang oleh Bapak Haji Aris Syamsul Ma'arif (pengurus NU cabang Kudus) untuk datang kerumahnya yang megah bak istana presiden bogor yang penuh dengan gebyok ukir khas kudus. Saya heran, walau sudah mapan atas segalanya masih tetap minta dituliskan kalimah "lii khomsatun udhfii bihaa". Jawabannya sederhana, "Saya kasihkan anak-anakku yang punya usaha" begitu tuturnya.

LUKISAN KALIGRAFI KOLEKSI H. SHOLIHIN DJARUM KUDUS

Kaligrafi ini dikoleksi oleh H. Sholihin pegawai Djarum Kudus yang terkenal sebagai kolektor kaligrafi. Nuansa warna coklat mendominasi karya kanvas H. Purwanto Zain di gores mengunakan cat acrylic ukuran 60x75 cm. Kelihatan harmonis dan estetis dengan perpaduan sentuhan khat murni diantaranya khat farisi, khat kufi dan khat diwani kontemporer. Yang berisi dua poin pesan Tuhan yaitu tentang rasa syukur akan ditambah nikmat dan kalu kufur akan nikmat dari Tuhan maka Allah SWT akan memberi azab yang pedih. Semoga pesan dari langit yang terbesit dalam lukisan ini bisa menambah kwalitas iman dan ibadah kita. Dan kita berusaha menuju kearah sebagai seorang mu'min insanul kamil

AURA KALIGRAFI 1 MILIAR. (h. purwanto zain sanggar galeri kaligrafi asta qalam kudus jateng)


MATA pengunjung pameran kaligrafi di halaman Masjid Agung Kudus yang digelar tiga hari, banyak tertuju pada sebuah karya berjudul ”Hasbunallah”.

Bukan hanya karena ukurannya yang cukup besar dibanding karya lainnya, bandrol harga kaligrafi karya H. Purwanto Zain itu juga membuat mata pengunjung terbelalak. Jika karya lain paling banter dibandrol di angka belasan juta, Purwanto Zain berani membandrol karyanya seharga Rp 1 miliar.

Harga yang terbilang fantastis untuk sebuah karya kaligrafi yang dipamerkan di Kota Kudus. Banyak pengunjung penasaran mengapa sebuah karya kaligrafi zikir Hasbunallah itu dibandrol cukup mahal.

Purwanto Zain yang tak lain salah seorang penulis dan pelukis kaligrafi kawakan santai menanggapi banyak pertanyaan pengunjung. ”Ada yang sudah datang menawar. Jangan hanya dilihat keindahan karyanya saja.

Ada kisah di balik pembuatan kaligrafi tersebut,” kata seniman kaligrafi yang rajin menjuarai lomba kaligrafi tingkat nasional itu. Seniman yang pernah berpameran di Pakistan tahun 2009 lalu itu menambahkan, aspek artistik dan religius tak bisa terpisahkan pada sebuah seni kaligrafi. Keduanya menyatu dan bersenyawa sehingga mampu meyiratkan aura positif.

Hasbunallah tak lain sebuah rapal zikir yang mengajarkan tawakal dan kepasrahan kepada Allah. Jika manusia mampu tawakal dan pasrah, maka Allah-lah yang mencukupi segala urusan mereka. ”Ini sudah masuk ranah tasawuf. Karya ini saya buat selama satu bulan dan tengah menjalankan puasa,” katanya.

Dicap Gila...

Bapak satu anak ini sempat dicap gila ketika membandrol karyanya seharga Rp 1 miliar. Namun ia menanggapinya santai. Purwanto Zain termasuk salah satu seniman kaligrafi kenamaan di Kudus. Warga RT5 RW3 Desa Honggosoco ini pernah menyabet juara nasional tahun 2010.

H. Purwanto Zain juga menyabet juara pertama tujuh kali berurut-turut pada lomba kaligrafi di Jawa Barat. Tahun 1995, ia mendapat bonus hadiah ibadah haji ketika menjuarai lomba kaligrafi di Jawa Barat.

Ia kali pertama belajar menulis kaligrafi kepada Kyai H. Noor Aufa Siddiq, seniman kaligrafi Kudus penulis Al Quran raksasa yang kini tersimpan di Masjid Agung Kudus. Sadar memiliki bakat menulis kaligrafi, ia pun rajin mengasah kemampuannya hingga menjuarai berbagai lomba tingkat regional maupun nasional.

Purwanto Zain menilai Kabupaten Kudus memiliki kader penulis pelukis kaligrafi potensial yang berlimpah. Sebagian pelukis kaligrafi handal di Indonesia gudangnya berasal dari Kabupaten Kudus.

Kamis, 15 Juni 2017

KALIGRAFI TERBARU WAMA TAUFIQII ILLA BILLAHI (karya haji purwanto zain)

Alhamdzulillah tepat hari jum'at tanggal 15 juni 2017 bertepatan tanggal 21 ramadhan. Satu lagi karya tercipta dari buah tangan emas kaligrafer dari kota kudus Haji Purwanto Zain. Kaligrafi tekstur ini dibuat timbul dengan sentuhan warna natural kayu alami sehingga kelihatan klasik indah menarik. Memang betul sekali nuansa ramadhan tahun ini akan terasa religius kalau bersentuhan dengan seni kaligrafi islam. Mari terus berkarya tiada henti.

PROFIL KATALOG H. PURWANTO ZAIN

H. Purwanto Zain adalah pendiri dan owner sanggar galeri ASTA QALAM KUDUS. Seluruh nafas dan langkahnya tercurahkan setiap saat untuk selalu berkarya dan berdikari dalam materi nuansa seni kaligrafi yang sudah menjadi ruhnya. Sudah berapa banyak karena begitu banyaknya karya indah yang tercipta dari ide-ide dan imajinasi seninya. Alhasil tentu semua berasal dari bimbingan-bisikan halus Gusti Allah SWT Dzat Yang Maha Indah. Do'a dan harapan selalu mengiringi semua aktifitas dakwah-dakwah seni yang akan menghiasi dunia dan menginspirasi generasi muda islam yang lebih kreatif.

SANGGAR KALIGRAFI ASTA QALAM KUDUS MEMBERIKAN PELATIHAN KALIGRAFI GRATIS.

Sanggar dan galeri kaligrafi ASTA QALAM KUDUS memberikan pelatihan kaligrafi gratis setiap jum'at sore habis ashar. Materi diberikan oleh Ust. H. Purwanto Zain dengan menu materi meliputi pendalaman kaidah dasar khat naskhi dan dasar-dasar lukis kaligrafi serta safari seni. Visi misi dari kami adalah syiar islam dakwah bil qalam dan dakwah bil quas untuk membumikan kaligrafi dengan kaligrafi terapan. Yang tujuannya adalah biar generasi islam mampu menulis dengan benar dan indah.

Rabu, 14 Juni 2017

H. PURWANTO ZAIN OWNER SANGGAR KALIGRAFI ASTA QALAM KUDUS

Asta Qalam Kudus
By Admin 2 Radar Pekalongan -  May 27, 2017 0 103

*Miliki Lebih dari 60 Tropi Kejuaraan, Karya Tembus ke Singapura

Kaligrafi menjadi nafas Purwanto Zain. Ribuan karya sudah dibuatnya. Bahkan penjualan karyanya tembus ke Singapura. Dia juga sudah mendapatkan 60 lebih tropi dan penghargaan kaligrafi dari even tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
FARUQ HIDAYAT, Kudus
Purwanto Zain, Pendiri dan Owner Sanggar Kaligrafi Asta Qalam Kudus
INSPIRATIF – Salah satu karya Purwanto Zain yang dipamerkan di Gelar Karya Asosiasi Kaligrafi Arab, Masjid Agung Kudus belum lama ini.
FARUQ HIDAYAT/RADAR KUDUS
BEBERAPA karya lukisan kaligrafi menghiasi dinding ruang tamu rumah Purwanto Zain di RT 5/RW 3 Desa Honggosoco, Jekulo, Kudus. Tidak ada kursi di ruangan itu. Alasnya karpet. Ukurannya hanya 4 x 4, namun kesan elegan sangat terlihat.

Lelaki yang akrab dipanggil Pak Pur ini, seorang pendiri dan owner di Sanggar Kaligrafi Asta Qalam Kudus. Kemahirannya dalam bidang seni kaligrafi juga dia tularkan secara cuma-cuma kepada santrinya. “Latihan kaligrafi itu bisanya hari Ahad setelah Maghrib. Belajarnya di rumah saya, kalau bulan Ramadan latihannya diganti Jumat pukul 15.00. Latihannya gratis tidak saya pungut biaya. Sebab saya mempunyai misi untuk syiar Islam dengan dakwah bil-qolam,” katanya.

Dia mengaku, suka melukis sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Namun, lukisannya belum mengarah ke kaligrafi, masih sesukanya. Menginjak bangku sekolah menengah pertama (SMP) kelas VIII, Pak Pur memberanikan diri mengikuti lomba poster tingkat nasional.

“Tapi belum juara. Saya itu mulai sungguh-sungguh dengan kaligrafi setelah memperoleh Juara III Kaligrafi tingkat nasional di Palu tahun 2000,” kata Pak Haji Pur yang kelahiran Kudus ini.

Prestasi pertamanya itu, berhasil diraihnya setelah mondok selama empat tahun di Pesantren Darul Falah Bareng Jekulo pada 1996 silam. Di pondok itulah dia belajar kaligrafi dengan kaligrafer terkenal di Kudus. Yaitu, KH M. Nur Aufa Shiddiq.

Pak Pur merguru kepada Kyai Aufa selama lima tahun. “Selama belajar, saya selalu mengikuti apa yang diucapkan dan diperintahkan guru,” tandasnya.

Dia pun selalu terlibat dalam proses pembuatan ratusan karya-karya gurunya. Mulai dari karya tulisan tanga, kanvas, kaca, gabus, menghias dan menulis khat dari dinding musala, masjid hingga berdiskusi tentang pengajaran kaligrafi di sanggar KH M. Nur Aufa Shiddiq.

Tidak sampai di situ, tahun 2002 dia memperdalam bakat kaligrafinya di Pesantren Lemka Sukabumi Jawa Barat, sebuah pondok khusus untuk belajar kaligrafi. Bahkan tahun 2006 berlanjut belajar di Pesantren El Jabbar Bandung Jabar.

“Alhamdzulillah, sudah 60 lebih tropi dan penghargaan kaligrafi yang saya dapat dari even tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional,” kata bapak yang sekarang tengan menempuh pendidikan Pascasarjana (S2) di STAIN Kudus ini.

Juara yang disabetnya, di antaranya, juara 1 tingkat Jateng tahun 1999; juara III tingkat nasional tahun 2000 di Palu; juara I tingkat DKI Jakarta tahun 2002; juara 1 lukis kaligrafi antarmahasiswa se-Jateng dan DIY 2003; juara 1 Banten tahun 2005; rekor juara 1 Jawa Barat 7 kali berturut-turut dari mulai tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2012, 2014, serta juara II tingkat nasional 2010 di Bengkulu.

Selain aktif lomba dan membina serta penjurian kaligrafi, Pak Pur juga sering garap serabutan. “Dalam bahasa saya corat-coret musala satu pindah ke masjid yang lain,” ucapnya.

Dia juga mendirikan sanggar dan galeri Asta Qalam Kudus tahun 2003, masuk tim penulisan mushaf Al Qur’an Al Bantani Banten tahun 2010, mengikuti pameran kaligrafi di antaranya Festival Wali Songo Surabaya, Duta Seni Kudus di TMII Jakarta, erta beberapa pameran , salah satunya di Lahore dan Karachi Pakistan 2009.

“Saya juga sudah menyusun buku paduan kaligrafi. Di antaranya, Gores Qalam Indahnya Khat Naskhi dan Aku bukan Master Kaligrafi,” jelasnya.

Hingga saat ini, sudah ribuan karya seni kaligrafi dibuatnya. Berbagai karyanya dibandrol dengan harga yang beragam, tergantung tingkat kerumitan. Mulai harga Rp 50 ribu hingga Rp 1 miliar. Bahkan beberapa karya seninya mampu tembus hingga luar negeri di Singapura dan Malaysia.

Tidak disangka bakatnya itu menular ke istrinya. Tak hanya Pak Pur, istrinya yang bernama Dwi Widayanti, 27, ternyata juga pernah menyabet berbagai prestasi karya seni kaligrafi. “Istri juga bisa (bikin kaligrafi). Dia belajar dari saya. Setiap hari saya membuat lukisan kaligrafi. Kadang saya minta istri untuk membantu melanjutkan membuat. Dari sana lama-lama dia menjadi bisa, tapi karya istri saya tidak mau dia jual. Inginnya hanya untuk diikutkan perlombaan,” terangnya. (*)

KALIGRAFI UKIR AYAT KURSI

Mengantar kaligrafi ukir ayat kursi berbentuk gambar kapal yang indah memakai bahan kayu jati. Pesanan Bapak Haji Budi Juwana-Bendar Pati Jateng. Selain berbahan kayu jati juga bisa memakai bahan kayu mahoni. Kaligrafi ukir ini produk ekspor jadi memang karyanya betul-betul indah dan bernilai seni tinggi. Pembuatan karya kaligrafi ukir ayat kursi memakan waktu satu bulan dalam proses pembuatannya. Salam kaligrafi salam keindahan.

Jumat, 09 Juni 2017

LOMBA KALIGRAFI SE-JATENG DI UNIVERDITAS SEMARANG USM

Juri Kaligrafi Dalam Rangka DIES NATALIES KE 30 UNIVERSITAS SEMARANG (USM) Tingkat SMA-SMK-MA SE-JATENG bersama Ust. Ali Rohman dan Ustadzah Hj. Zainatun S.Pd.I

KALIGRAFI MASJID

Kami adalah ahlinya dalam menghias masjid, mendekor dengan hiasan islami, menggores berbagai bentuk kaligrafi. Sehingga masjid akan nampak agung dan anggun setiap mata yang memandang dikala memasuki masjid. Kami siap menebar keindahan. Karena Allah sendiri ada Dzat Yang Indah dan menyukai akan keindahan.