Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Juli 2017

MUTIARA KALIGRAFER ADA DIANTARA KOTA BANDUNG DAN KOTA KUDUS.

Sebuah kompetisi dalam bentuk musabaqoh memang perlu perjuangan yang sangat panjang dan tidak serta merta langsung juara dalam menggapainya. Hal tersebut juga dialami oleh master kaligrafi dari kota Kudus Jawa Tengah ini yaitu H. Purwanto Zain yang berhadil juara kaligrafi di kota Bandung 5 kali berturut-turut mulai tahun 2007, 2009, 2011, 2013, 2015. Rekor yang lebih keren lagi juga diperoleh H. Purwanto Zain ini juara kaligrafi di Jabar 7 kali berturut-turut mulai tahun 2005, 2006, 2008, 2010, 2012, 2014, 2016. Belum ada kaligrafer pada saat ini yang meraih prestasi sekeren ini. Itu semua berkat bimbingan dari guru-guru kaligrafi H. Purwanto Zain diantaranya adalah Dr. KH. Wahidin Loekman M.Sn, Dr. KH. Didin Sirojuddin AR. M.Ag, Ustadz H. Ahmad Hawi, Ustadz H. Hasanuddin M.Ag.

Kalau mau lebih mendapatkan mutiara kaligrafi yang lebih memang harus hijrah. Demikianlah filosufi dari H. Purwanto Zain dalam belajar kaligrafi. Setelah banyak menimba ilmu dari pakar kaligrafi di Kudus yaitu KH. Muhammad Nur Aufa Siddiq, tahun 2001 dia hijrah ke Jabar belajar kaligrafi di Pesantren Kaligrafi Lemka Sukabumi dibawah bimbingan Dr. KH. Didin Sirojuddin AR. M.Ag sampai 2006 dan dilanjut belajar kaligrafi di Pesantren L-Jabar Kota Bandung dibawah bimbingan Dr. KH. Wahidin Loekman M.Sn mulai tahun 2006 sampai 2016.

Boleh dirasa perjuangan hidup dan mati meniti karir kaligrafi yang dialami Ustadz H. Purwanto Zain memang bagaikan pendadaran dikawah candradimuka yang penuh dengan persaingan yang luar biasa ketat diantara para kaligrafer dari seluruh Indonesia yang juga mencari keberuntungan yang sama. Boleh jadi Jabar yang dikenal banyak memunculkan para juara kaligrafi nasional. H. Purwanto Zain telah mengukir sejarah dari Jabar juara 2 nasional di Bengkulu tahun 2010 mewakili propinsi Jabar.

Selain aktif bermusabaqoh Purwanto Zain juga lihai melukis kaligrafi di kanvas, karya yang fenomenal pernah dibuat lukisan yang berjudul "HASUNALLAH" yang bernilai 1 M dan karya yang berjudul "A MASSAGE FROM THE SKY" yang benilai 2 M dan kita tunggu saja karya-karya dari tangan emasnya ditahun-tahun yang akan datang. SALAM KALIGRAFI

Keterangan: H. Purwanto Zain dan istrinya Dwi Widayanti yang sama-sama juara kaligrafi berpose bersama Walikota Bandung Bapak Ridwan Kamil disela-sela pembagian kadedeh juara MTQ Kota Bandung.

Senin, 14 November 2016

AKU BUKAN MASTER KALIGRAFI.

Saya bersyukur bisa tumbuh dan berkembang dilingkungan relegius dikelilingi guru-guru, para master kaligrafi di kota Kudus. Memori saya langsung teringat guru saya Kyai Haji M. Nur Aufa Shiddiq yang telah meniupkan ruh dan nafas, serta spirit untuk selalu menyelam didalam samudera keindahan kaligrafi. Tak henti-hentinya saya selalu memohon pada Allah SWT semoga kelak dijadikan ladang pahala jariyah dan Allah selalu menyayangi mereka.
Selama 5 tahun belajar dan khidmah serta selalu mengikuti apa yang diucapkan dan diperintahkan Pak Aufa panggilan akrab beliau. Ikut nyantrek istilah santri yang selalu mengabdi pada sang kyai. Selalu terlibat dalam proses pembuatan ratusan karya-karya beliau yang berupa karya tulisan tangan beliau, kanvas, kaca, gabus, menghias dan menulis khat dari dinding musholla satu pindah ke masjid yang lain, selalu diajak untuk berdiskusi tentang pengajaran kaligrafi di sanggar beliau. Demikian indah nasehat dan bimbingannya, tentu ini adalah proses pembelajaran "kaligrafi terapan" sebagai sarana belajar secara langsung. Saya masih ingat begitu terherannya Kang Fathur Rohman Pekalongan melihat kuatnya kami berdua (saya dan Kang Assiry) dalam berkhidmah siang dan malam selama bertahun-tahun dimasa itu. Entahlah begitu senang dan bahagia walau tertidur diatas kursi berlantaikan kotoran ayam, semua itu merupakan worna-warni dalam kehidupanku.
Nom rialat tuwo-tuwo nemu derajat adalah filosofi yang saya adopsi dari kyai saya syaikhuna KH. Ahmad Basyir kauman jekulo Kudus seorang ulama' karismatik dan mujiz dalail khoirot yang berpuasa 40 tahun. Yang telah menginpirasi saya dalam belajar dan berjuang dalam kehidupan ini.
Akhirnya ditahun 2002 berkesempatan untuk belajar di Pesantren Lemka Sukabumi Jawa Barat atas arahan dan ajakan Ust. Assiry. Dibawah asuhan guru besar Lemka Dr. KH. Didin Sirojuddin M.Ag, Ust. H. Isep Misbah S.Ag, Ust. Dr. H. Tolabi Karly MA, Ust. Assiry, Ust. H. Momon Abdur Rohman, Ust. H. Bobi Iskandar, Ust. Ujang Badrus Salam, Ust. H. Edy Amin, Ust. H. Nurkholis dan masih banyak guru-guru yang lain yang tidak bisa sebutkan satu persatu.
Setelah boyong dari Lemka, tahun 2006 berlanjut belajar di Pesantren El Jabbar Bandung Jabar dibawah asuhan KH. Dr. Wahidin Loekman M.Sn, Ust. Haji Hasanudin M.Ag, Ustadz Haji Ah. Hawi, Ust. H. Hasyim Asy'ari, Ust. H. Arif Hamdani. Juga belajar khat sama Kyai H. Ma'ruf bogor, Ust. H. Suharno elfaiz, Ust. H. Anis bogor, Ust. Haji Mahmud Arham tangerang, KH. Ma'mun Sundusi, Ust. H. Nana Sahruna bogor.
Sungguh terasa betul atmosfir persaingan di Jabar yang begitu menguras tenaga dan pikiran, jatuh tersungkur dan bangun lagi untuk bisa bersaing dalam berprestasi bersama teman dari seluruh Indonesia. Semua jago-jago nasional turun gunung semua di jabar yang notabenya sebagai barometer nasional. Jadi memang betul kalau jabar jadi kawah candra dimuka tempat pendadaran para juara nasional.
Alhamdzulillah sudah 60 lebih tropi dan penghargaan kaligrafi yang saya dapat dari even kabupaten-kota, propinsi, nasional diantaranya:
Juara 1 Jateng tahun 1999, juara 3 nasional tahun 2000 Palu, juara 1 DKI Jakarta tahun 2002, juara 1 lukis kaligrafi antar mahasiswa se Jateng dan DIY 2003, juara 1 Banten tahun 2005, rekor juara 1 Jawa Barat 7 kali berturut-turut dari mulai tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2012, 2014. Juara 2 nasional 2010 di Bengkulu. Selain aktif lomba dan membina serta penjurian kaligrafi, juga sering serabutan dalam bahasa saya corat-coret musholla satu pindah ke masjid yang lain, juga mendirikan sanggar dan galeri Asta Qalam Kudus tahun 2003, masuk tim penulisan mushaf Al Qur'an Al Bantani Banten tahun 2010, mengikuti pameran kaligrafi diantaranya festival wali songo Surabaya, duta seni kab. Kudus di TMII Jakarta, pameran kaligrafi di sarasehan kaligrafer nasional IIQ Wonosobo, pameran kaligrafi di Magelang, pameran kaligrafi bersama kaligrafer Indonesia di Lahore dan Karachi Pakistan 2009. Juga menyusun buku paduan kaligrafi diantaranya: "Gores Qalam Indahnya Khat Naskhi", "Aku bukañ Master Kaligrafi."
Demikian sekelumit perjalanan hidup saya yang selalu bergulat dengan kaligrafi dan seakan tidak mau pisah dari kaligrafi. Mungkin karena jiwa dan jasad sudah senyawa menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, boleh dibilang saya sudah menemukan "purpose of live" tentang tujuan, peran hidup yang bisa saya persembahkan untuk diriku, keluarga kecilku serta masyarakat pada umumnya. Sebuah perjalan kecil dari saya walau tak seindah para pujangga tentunya bisa dijadikan inspirasi dan motifasi. Jangan dianggap sebagai pencitraan karena saya bukan termasuk tokoh besar, saya bukan master kaligrafi seperti guru-guruku yang terbang tinggi nun jauh disinggasananya. Paling tidak saya tidak melupakan "jas merahku" atau perjalanan sejarahku, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah. Akhirnya saya cuma bisa memotifasi secara personal pada diriku sendiri bahwa hidup harus bermanfaat dan diisi dengan kegiatan yang positif. "Addunya mazroatul akhiroh", maka wajib bagiku untuk menanam kebaikan didunia sesuai skill dan kemampuan yang kelak nanti tentunya buahnya akan diunduh menjadi jariyah diakherat. Spirit dari nukilan ayat, "Waltandhur nafsumma qoddamat lighod."

Jumat, 05 Juli 2013

Profil H. Purwanto Zain


H. PURWANTO ZAIN, lahir di Kota Kudus, Jawa Tengah, Alumnus Fakultas Tarbiyah STAIN Kudus (2006). Alumni Pascasarjan IAIN Kudus (2018). Belajar kaligrafi di Lembaga Kaligrafi Kudus Jawa Tengah pengasuh KH. Muhammad Noor Aufa Shidiq (1998-2001) , kemudian melanjutkan belajar di Pesantren LEMKA Sukabumi Jawa Barat pengasuh Dr. KH. Didin Sirojuddin AR, M.Ag. (2002-2005)  dan memperdalam kaligrafi di Pesantren L'Jabar Bandung Jawa Barat pengasuh Dr. KH. Wahidin Lukman, M. Sn.  (2006-2016).


Adapun prestasi kaligrafi yang pernah diraih, antara lain :
1. Juara I Jateng 1999.
2. Juara III Nasional di Palu 2000.
3. Juara I DKI Jakarta 2002.
4. Juara I Lukis kaligrafi Mahasiswa Se-Jateng & DIY 2003.
5. Juara I Banten 2005.
6. Rekor Juara I Jabar 7 kali berturut-turut mulai tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2012, 2014.
7. Juara II Nasional di Bengkulu 2010.

H.Purwanto Zain adalah pendiri Sanggar Kaligrafi "Asta Qalam Kudus" (AQK) pada tahun 2003 sampai sekarang, dan aktif pameran kaligrafi  di Jawa Tengah - Jawa Timur - Jakarta - Lahore dan Karachi (Pakistan) pada tahun 2009. Juga menjadi Tim penulis Al Qur'an Mushaf Al-Bantani Banten tahun 2010. Aktif membina kaligrafi di Sanggar Kaligrafi Asta Qalam Kudus (AQK). Dan aktif mengisi acara workshop kaligrafi di Jawa Tengah.  Aktif menjadi dewan juri di MTQ Provinsi Jawa Tengah dan dewan juri khat Mapsi Prov. Jateng

Karya buku yang pernah diterbitkan :
1. Gores Qolam, Indahnya Khat Naskhi (2009)
2. Aku Bukan Master Kaligrafi (2010)
3. Belajar Melukis kaligrafi (2010)
4. Kaligrafi Hiasan Mushaf ala Nusantara (2012)