Tampilkan postingan dengan label lauhah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lauhah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Juli 2017

KOREKSIAN KARYA KALIGRAFI LAUHAH BERSAMA USTADZ SAHRYANSAH SIRAJUDDIN MASTER KALIGRAFI INTERNASIONAL DARI TURKI.

Ini adalah sebuah momen yang sangat berharga karena karya khat lauhah H. Purwanto Zain dikoreksi oleh seorang master kaligrafi internasional beliau Ustadzuna Sahryansah Sirajuddin dari Istambul Turki. Makhfiyyun fii ta'limil ustadzy- rahasia khat itu terletak pada pengajaran seorang guru. Begitu banyak pencerahan dan koreksi yang seakan membuka kembali pintu ilmu khat, dijelaskan dan diurai secara runtut tiada henti. Kunci dari pengalaman ini adalah ketekunan dan kesabaran dalam mengolah huruf-huruf hijaiyyah. Diakui apa tidak menulis khat dimuqohhar telah menjadi trend dinegara timur tengah yang sekarang mulai semarak dan gegap gempita di Indonesia.

Di Turki sendiri apabila seorang master khat menulis huruf tunggal seperti huruf wawu saja bisa senilai 1 juta. Apalagi seandainya 3 huruf saja bisa senilai 3 juta, tutur Ustadz Sahryansah Sirajuddin. Dan memang kalau di Turki penghidupan master khat luar biasa karena karya sangat dihargai oleh semua golongan. Dan memang betul sekali kata Sayyidina Ali RA bahwa tulisan yang bagus akan membuka pintu rizqi.

Pembuatan kaligrafi lauhah di Turki khusus untuk persiapan kompetisi dibuat melalui proses yang panjang dan teliti. Bisa-bisa dalam pembuatan 1 karya bisa memakan waktu 6 bulan. Begitu lama dan membutuhkan kesabaran, ketekunan dan ketelatenan. Nada serupa juga terlontar dari Ustadz Teguh Prasetyo sang juara pemenang umroh gratis pada lomba lauhan di Pati yang menyatakan bahwa semalam dia bisa menggores maksimal 3 huruf saja. Malahan terkadang cuma satu huruf saja kalau dalam keadaan tidak mud. Dalam pembutan satu karya bisa memakan waktu 3 bulan. Hal yang sebada berdasar pengalaman para juara kaligrafi internasional dalam pembuatan karya lauhah Ustadz Abdul Baqi pakar dan tokoh kaligrafer Malaysia yang menjadi juara pertama lomba kaligrafi internasional di Terengganu membutuhkan waktu sampai 3 bulan. Sebuah perjuangan memang tidak akan mengalahkan hasil, dan memang betul sekali karya tercipta dengan sangat indah.

Mungkin karena sudah menjadi sebuah kebiasaan kalau di Indonesia membuat karya cuma didurasi waktu selama 5 jam dan sampai 6 jam. Mulai mengerjakan dari karton putih kosong diskets terus digores mengunakan tinta  hitam merek yamura (yang murah) tinta impor dari Cina. Mungkin kebiasaan tersebut akan menjadi sebuah karakter kaligrafi Indonesia via MTQ, Yaah karena nafasnya, langkahnya itu semua adalah MTQ, Sebuah catatan kecil seperti ini memang penting dan bisa menjadi sebuah pembelajaran pada generasi muda lainnya, catatan ini akhirnya bisa merubah paradigma, cara pandang kita bahwa karya-karya agung dunia itu ternyata dikerjakan dalam waktu yang lama dan butuh ketelitian, butuh kesungguhan, butuh mood atau gairah, dan butuh konsentrasi yang tinggi, tutur Ustadz Sahrynsah disaat menggoreksi karya. 

Jumat, 07 Juli 2017

KARYA KALIGRAFI LAUHAH HAJI PURWANTO ZAIN

Ini adalah karya terakhir yang dikirim oleh H. Purwanto Zain di acara Lomba kaligrafi dan workshop tezhip tingkat nasional Ipqoh Pati tahun 2017. Kendati banyak karya yang sudah jadi, bahkan harus sampai munggulang berkali-kali karena ada perubahan komposisi huruf maupun banyak pembenahan kaidah yang perlu dibenahi. Proses terakhir adalah tartis yang banyak menyita waktu agar karya benar-benar sesuai standar penilaian dan kehalusan karya. Bahkan pengolahan tarkibpun memang sangat penting untuk diperhatikan. Proses yang begitu panjang perlu banyak pengarahan dan bimbingan dari guru-guru saya dalam pembuatan karya ini. Juara memang menyenangkan tetapi jangan menjadi segalanya. Yang utama adalah proses dalam berkarya. Proses pengajaran harus dilewati dalam berkarya melalui pengajaran seorang guru. Sedangkan rahasia pengajaran kaligrafi itu ada pada seorang guru.