Tampilkan postingan dengan label pembinaan kaligrafi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembinaan kaligrafi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Desember 2018

Pelatihan Hakim MTQ: MENGGOSOK-GOSOK HURUF DI NTB

Giliran NTB mengadakan Pelatihan Perhakiman DEWAN HAKIM Fahmil, Syarhil & Khattil Qur'an, 27-30/11/2018, di Hotel Grand Legi Mataram. Para peserta adalah utusan seluruh kabupaten/kota di NTB yg akan mendapatkan SERTIFIKAT sebagai tanda sah jadi Dewan Hakim MTQ di NTB.
        Hakim2 khat/KALIGRAFI disupport "bekal milik pelomba" & teknik menilai huruf dan lukisan yg akurat. Maksudnya, apa2 yg dikuasai pelomba harus pula dikuasai hakim penilai berupa 5 MODAL DASAR:

1) PENGETAHUAN, yakni mengetahui 7 gaya khat murni tradisional  (Naskhi, Tsulus, Farisi, Diwani, Diwani Jali, Kufi, Riq'ah) & 5 gaya kaligrafi *kontemporer* _(Kontemporer Tradisional, Simbolik, Figural, Ekspresionis, Abstrak)._
2) PEMAHAMAN, yakni memahami detail2 huruf: dalam posisi tunggal, bersambung, komposisi, bentuk2 & modifikasinya, sampai tatacara menggores dan perbedaan satu sama lainnya.
3) PENERAPAN, yakni kesanggupkan menerapkan/mempraktikkan apa yg diketahui dan dipahaminya menjadi karya nyata _(Naskah, Hiasan Mushaf, Dekorasi, Kaligrafi Kontemporer)._
4) ANALISA, yakni membanding-bandingkan karya untuk memilih  memilah, dan menentukan karya2 unggulan.
5) EVALUASI, yakni menyimpulkan apakah suatu karya sudah dianggap sempurna atau belum untuk menentukan penilaian akhir.
       Dg "modal yg 5" dan pengetahuan ttg pedoman & teknik menilai musabaqah,  HAKIM KALIGRAFI akan sanggup menentukan dg yakin siapa2 saja yg layak jadi JUARA. Kaligrafi memang asyik. Sungguh mengasyikkan.

(DidinSirojuddinAR•Lemka)

Workshop kaligrafi di IAIN Purwokerto Jateng Indonesia

Terus menebar keindahan dengan dakwah bil qalam. Terus membumikan kaligrafi Islam di nusantara. Silahkan gabung bersama kami besok tanggal 3-4 januari 2018 di kampus IAIN Purwokerto bersama Ustadz H. Muhammad Assiry dan Ustadz H. Purwanto Zain M.Pd.

Minggu, 25 November 2018

Workshop kaligrafi di IAIN Pekalongan

Ahad, 25 november 2018. Narasumber workshop kaligrafi, Ustadz H. Purwanto Zain, Ustadz H. Muhammad Assiry, Dr. M. Amien Nur dan Bu Nyai Dian. Memberikan materi workshop terdiri para mahasiswa IAIN Pekalongan yang tergabung dalam JQH LPTQ IAIN Pekalongan. Mulai dari wawasan, pengembangan dan demo kaligrafi yang diikuti seluruh peserta workshop dan narasumber.

Sabtu, 24 November 2018

Workshop Kaligrafi di kampus IAIN Pekalongan Jawa Tengah Indonesia

Narasumber Workshop di IAIN Pekalongan, H. Purwanto Zain M.Pd dan Ustadz H. Muhammad Assiry

Pemberdayaan ekonomi kreatif di Workshop kaligrafi

Tema workshop kaligrafi di UIN Walisongo Semarang Jawa Tengah Indonesia, Kaligrafi Terapan pada Gerabah- wujud dari pengolahan tangan kreatif akan membuat orang pintar kalah dari orang yang kreatif. Mampu menyulap barang yang biasa menjadi luar biasa.

Workshop Kaligrafi di UIN Walisongo

Bertempat dikampus UIN Walisongo. Sabtu 24 november 2018 diikuti mahasiswa dari UIN Walisongo dan peserta umum salah satunya ada dari Pesantren Gontor. Dengan narasumber Ustadz H. Muhammad Assiry dari PSKQ, Ustadz Dr.. Amien Noer Muchammad dosen Seni IAIN Salatiga, Ustadz H. Purwanto Zain M.Pd dari Sanggar Asta Qalam Kudus Jawa Tengah Indonesia.

Kamis, 22 November 2018

Menyambut Ustadz H. Muhammad Assiry

Pagi yang cerah kedatangan tamu spesial Ustadz HM. Assiry di galeri Asta Qalam Kudus Jawa Tengah Indonesia. Berbicara tentang pengembangan dan persiapan Workshop Kaligrafi di UIN Walisongo Semarang dan Workshop Kaligrafi di IAIN Pekalongan tanggal 24-25 november 2018.

Workshop kaligrafi di UIN Walisongo Semarang Jawa Tengah Indonesia, Sabtu 24 November 2018

Jumat, 02 November 2018

MENGAWINKAN KALIGRAFI DAN FILOLOGI DI TAMAN MINI (Didin Sirojuddin AR Lemka)

 PERJALANAN paling mengasyikkan adalah "perjalanan sambil nengok kanan-kiri" :

قل سيروافى الأرض فانظروا
       _(Katakan: "Berjalanlah di bumi, lalu lihatlah!")._
Seperti Safari Seni 200an santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka ke Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Di anjungan Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal (BQ & MI), para santri yg lagi PPL Sejarah  menyaksikan dua dunia satu atap  yaitu tulisan/lukisan kaligrafi dari DUNIA SENI  dan naskah2 kuno dari DUNIA FILOLOGI. Mereka berniat melirikkan pandangan kepada keduanya. Sebab, kajian kaligrafi dan filologi, selama ini, seakan, "pisah ranjang". Ada yg hanya kesengsem kaligrafi lantaran  lebih cantik dan komersil. Yg satunya seriuuuuuus sendirian, sehingga  kajian terhadap naskah2 Nusantara  didominasi para filolog -- yg hanya mengkaji teks -- bukan oleh kaligrafer dan peminat atau sejarawan seni.
       "Kami ingin mengkombinasi keduanya," kata seorang santriwati  Lemka yg saban hari tangannya belepotan karena  dipakai ngaduk cat.  Ia  mengibaratkannya dg teknik _mixed media_ atau media campuran oil painting dg acrylic dalam lukisan. "Minyak dan air saja bisa dipersatukan dalam canvas. Gak seperti kata  Mansyur S penyanyi dangdut itu," tambahnya sedikit berseloroh. Benar juga sich. Lha wong partai2 politik yg berlawanan saja bisa berkoalisi. 
      Benar2 asyiiiiik nih. Karya2 kaligrafi di gedung buatan  Presiden Soeharto 1997 warisan Festival Istiqlal I & II ini menerangkan banyak hal: Teknik apresiasi dan variasi gaya para master khat dengan sederet nama para kaligrafer.  Informasi tentang perkakas tulis &  lukis, dan pelajaran yg dimulai dari rancang bangun desain dan teknik menggores kalam dan menorehkan kuas, sampai finishing touch melalui pertimbangan  unsur2 elemen rupa: unsur garis, bentuk, volume, cahaya, warna, tekstur, ruang, dan bidang. Mazhab2  Tradisional dan kontemporer. Karya2 hasil MTQ Nasional (Naskah, Hiasan Mushaf, Dekorasi, dan Kontemporer) dan kompetisi di Islamic Art Festival. Banyak pula lukisan kaligrafi koleksi Lemka. Beberapa bahkan diterakan pada benda2 tua seperti gerabah, kayu, kaca, dan kain tapis. Kanvaslah yang paling mendominasi, kebanyakan produk tahun 2000an.  Tampilan karya2 ini seperti menelusuri zona waktu yg telah melahirkan keahlian dan  kebudayaan semesta:
الخط من الصناعات المدنية التى تقوى وتضعف بقوة الحضارة وضعفها.
       _Kaligrafi adalah produk kemajuan yang menguat dan melemah karena kuat dan lemahnya   kebudayaan."_
        Pameran di BQ & MI didominasi oleh naskah2 Al-Qur'an & Tafsir*berbentuk manuskrip &  cetakan. Banyak pula manuskrip keagamaan bukan Al-Qur'an. Pendukungnya adalah karya2 arsitektur, tekstil, nisan, seni rupa tradisional, seni rupa moderen, dan warisan budaya Islam _(Islamic Heritage)._ Yg paling menarik adalah naskah2 Al-Qur'an tua dari abad 17-20 dan tulisan tangan Al-Qur'an moderen yang dipelopori oleh *Mushaf Istiqlal* (1991-1995), Mushaf Sundawi, Mushaf Jakarta, Mushaf Ibu Tien Soeharto, sampai Mushaf Al-Bantani. Perhatian tertuju pada rasam dan sisi visualnya, yaitu iluminasi dan kaligrafi yang jadi "makanan sehari-hari"  santri Lemka tapi kurang mendapat perhatian dari para peminat kajian naskah Nusantara. "Untuk zamannya, semuanya indah2, rrrrrrrrruar biasa,"  komentar para santri. "Dan *Mushaf Istiqlal,* ini dia maha karya putra-putri terbaik Indonesia, karena beriluminasi RAGAM HIAS NUSANTARA yg melibatkan desainer, para khattat kreatif _(warraqun mubdi'un,_ الوراقون المبدؤون), dan iluminator ahli."  Nampak cahaya Islam tambah jelas via pancaran cahaya Al-Quran:
القرآن هوأول رافع لمناظرالخط العربى
       _"Al-Qur'an adalah yg pertama kali mengangkat mercusuar kaligrafi."_
       Seluruh KERJA KREATIF ini, sebagaimana dalam tradisi penyalinan mushaf dan teks-teks non-Qur'anis di Dunia Islam, masuk lingkup gerakan ilmiah dan kebudayaan mengiringi  pergerakan sejarah kebudayaan umat  manusia. _WARRAQAH_ (الوراقة) atau "kegiatan penyalinan naskah: penulisannya, penyebarannya, editingnya, dan distribusinya" benar2 jadi barokah  untuk para penulis (mencakup iluminator dan petugas pengEMASan), pasar kertas dan peralatan tulis seperti kalam khat, tinta dan wadahnya, penjilidan dan  penjual buku.
      Setelah rehat 2 jaman untuk menikmati pusat2 hiburan Taman Mini, para santri Lemka masuk Teater Imax Keong Emas untuk nonton film The Journey to Mekkah, kisah sulitnya perjananan Ibnu Batutah yg harus bersabung nyawa untuk pergi haji. Nobar ini sebagai "praktik merasakan" sebagian dari naskah filologis  Ibnu Juza'i, _Tuhfah  an-Nuzzar fi Gara'ib  al-Amshar wa 'Aja'ib  al-Asfar_ (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-Kota Asing dan Perjalanan yg Mengagumkan) atau yg lebih dikenal dengan kitab _Al-Rihlah_ (journey, perjalanan) Ibnu Batutah. Hebat tidak? Ketika usia 21 tahun, Ibnu Batutah yg lahir di Marokko 25/2/1304 memulai perjalanan panjang yang mencakup 120.700 km² selama hampir 3 dasawarsa. Tiga kali lebih dahsyat daripada pengembara  Marcopolo! Ibnu Batutah berkelana dg tujuan  untuk mengenal bangsa2 baru dan bertemu banyak orang dari latarbelakang dan kebudayaan yang beragam. Karena terkagum-kagum dg perjalanan pertamanya, ia bersumpah untuk mengunjungi sebanyak mungkin tempat yg dapat dikunjunginya selama hayatnya. Salahsatunya Pulau Sumatera, yg disebutnya "Pulau Jawa yang menghijau". Ibnu Batutah sampai di pelabuhan Kerajaan Samudera Pasai yg disebutnya "kota yg indah". 
       Ya, seindah perjalanan menuntut ilmu dan seindah bisa menautkan studi  kaligrafi dg filologi.

Jumat, 19 Oktober 2018

Jejak perjuangan Kyai Haji Dr. Didin Sirojuddin AR. M. Ag

Pak Didin panggilan akrab guru besar dan pendiri Pesantren Kaligrafi Lemka Sukabumi dikenal sebagai seniman kaligrafi Indonsia yang aktif merumuskan ide dan pengembangan kaligrafi di Indonesia. Beliau aktif sebagai dewan juri kaligrafi di Indonesia dan perlombaan kaligrafi di ASEAN. Kiprahnya telah melahirkan banyak sanggar kaligrafi dan pesantren kaligrafi di Indonesia. Bahkan telah melahirkan beratus-ratus santri kaligrafi yang datang dari seluruh pelosok Indonesia.

Jumat, 05 Oktober 2018

Selamat datang di MTQ Nasional XXVII di Medan Sumatera Utara tahun 2018

Semoga sukses perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur'an ke-XXVII tahun 2018 di Kota Medan Sumatera Utara. Untuk syi'ar Islam dan membumikan Al Qur'an. 

Kamis, 26 Juli 2018

PERTEMPURAN BAKAL TAMBAH SERU. Oleh DR. KH. DIDIN SIROJUDDIN AR


Kaligrafi di Kompetisi:
PERTEMPURAN BAKAL TAMBAH SERU
(DidinSirojuddinAR•LemkaR)

       GORESAN  karya para calon petempur MKQ-MTQ tambah hebat2 saja. Beberapa provinsi yang saya tengok seperti DKI Jakarta, Jabar, Banten, Sumbar, Kalbar, Sumut, Papbar, Bengkulu, Kaltara, Kaltim, NTB, dan terakhir Aceh memperlihatkan "mukjizat perkembangan" yg dahsyat tersebut. Alhamdulillah, senang sekali saya melihatnya. Usaha DAKWAH BILQOLAM membuahkan hasil. Seni kaligrafi Alquran terus memancarkan cahayanya di Nusantara kita.
       Itu berarti KEKUATAN dalam pertempuran berwujud مسابقة خط القرآن (MKQ) akan imbang. Sepertinya kekuatan dan potensi juara sudah merata. Dulu, saya  bisa menyebutkan perkiraan juara2 siapa saja. Sekarang, semuanya tak teramalkan. Siapa pun dan dari provinsi mana pun bisa jadi juara. Asal tampil TERBAIK, dia pasti KESATUnya.
       Tapi bukan hanya "bisa jadi juara", "kepleset tidak masuk nominasi" pun bisa. Itu karena para kandidat juara ini (hampir umum) selalu membuat KESALAHAN. Kekurangan huruf atau tertukarnya harakat. Tatarupa yang tak tertata. Atau tatakrama lomba yang kurang ditaati. Semuanya tergambar dalam TC2 yg diselenggarakan di mana2.
       Ini adalah peringatan untuk mengingatkan. Potensi jadi juara sudah ada pada semuanya. Tinggal mengelolanya dg tepat, tentu ditambah nasib baik bagi yg tampil terbaik dan berniat baik. Silakan _berFASTABIQUL KHAIRAT_ untuk meraih kebaikan  dunia akhirat.
       Maju, majulah dalam fair play yg  mengasyikkan. Maju untuk menjadi JUARA SEJATI. ��

Sabtu, 21 Juli 2018

MENERIMA KUNJUNGAN BABINSA POLRES KUDUS DI GALERI SANGGAR ASTA QALAM KUDUS

Bersama Babinsa Polres Kudus kami para kaligrafer terus bersinergi dalam membentuk karakter religius di Kota Kudus lewat kegiatan-kegiatan yang positif. Dengan harapan mampu menginspirasi seluruh potensi anak bangsa di Kudus untuk mengerakkan dunia. Apapun profesinya, setiap gerakan disekeliling kita harus bertabur nilai kemanfaatan bagi sesama. Apalagi bagi seniman yang ada di Honggosoco ini harus membuktikan eksistensinya dalam berkesenian dalam wadah ruang ekspresi di Galeri Asta Qalam Kudus.

Selasa, 17 Juli 2018

Berekspresi dan berkarya di kampung kaligrafi

Bagaimana tidak ? Di Kudus adalah tempat belajar kaligrafi. Di Kota Kudus lah gudangnya guru-guru khat, Kudus tempat pendadaran kaligrafi dari anak kecil sampai dewasa, kampung-kampung kaligrafi bersebaran di pelosok-pelosok Kudus. Sebut saja Honggosoco dan Undaan adalah nama desa yang tak asing untuk wadah mencetak para kaligrafer-kaligrafer handal. Jauh dari pusat keramaian dan jauh dari kebisingan adalah salah satu indikator tempat untuk pembinaan seni kaligrafi bagi generasi muda.

Kamis, 31 Mei 2018

Minggu, 13 Mei 2018

Workshop kaligrafi di UIN JOGJA

Ahad 12 mei 2018 diadakan workshop kaligrafi di UIN Sunan Kalijogo Jogja bersama Ustadz Muhammad Assiry, Ustadz Muhammad Amin dan H. Purwanto Zain. Diikuti oleh para kaligrafer muda dari UIN Jogja.

Dokumentasi workshop kaligrafi di Pesantren Darus salam Purwokerto

Workshop kaligrafi di Pesantren Darus Salam pimpinan KH. Dr. Hariri Sofa dihadiri narasumber dari Pencinta Kaligrafi yaitu Ust. Muhammad Assiry, Ustadz Dr. Muhammad Amin dan Ustadz H. Purwanto Zain mendapatkan apresiasi yang bagus dari para asatidz dan Kyai. Dalam acara perdana kali ini juga launching pendirian Sanggar Kaligrafi Darus Salam Purworejo. Workshof ini akan terus berlanjut tiap 2 bulan sekali.

Kamis, 10 Mei 2018

Kunjungan Sanggar Alif Kota Salatiga di Sanggar Asta Qalam Kudus

Kunjungan para sahabat seniman kaligrafi dari Sanggar Kaligrafi Alif Kota Salatiga yang dipimpin Ustadz Gani Zein di Sanggar Kaligrafi Asta Qalam Kudus (H. Purwanto Zain) dalam rangka Safari Seni.

Kudus, 25 Desember 2017.