Tampilkan postingan dengan label Seni Rupa Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seni Rupa Islam. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Mei 2017

DI BAWAH MIHROB SENI

Sudah menjadi idaman dan minat yang menggebu bagi seorang kaligrafer agar bisa mahir melukis kaligrafi. Setelah sekian lama belajar kaidah khat, tentulah ada keinginan untuk menggores cat di atas kanvas. Setiap kaligrafer harus menjadi seorang pelukis. Apalagi tuntutan sekarang alasannya sangat beragam, tidak hanya memenuhi kebutuhan estetis, lukisan kaligrafi juga sangat di gemari, laku keras dan marketable.

Bagi seorang seniman muslim kebiasaan bereksperiman dan mengolah warna dan mengolah goresan kuas (brushstroke) yang berupa sapuan cat adalah prinsip dalam struktur seni. Apalagi latihan semacam ini sangat bagus bila di lakukan putra-putri kita untuk merangsang pusat saraf otak (neorotransmiter) terutama otak kanan yang berfungsi mencerdaskan internal otak. Jadi memang bisa dikatakan bahwa semua pelukis itu cerdas pada zona otak kanan, bahkan dengan mengolah warna dan menggores warna asal-asalan saja bisa digunakan terapi jiwa. Hebat khan ? Silahkan dicoba !

Ketika seorang kaligrafer menggoreskan qalam, lalu dicelupkan kedalam wadah tinta, tangan lantas menggoreskan qalamnya, tangan menari-nari diatas kertas putih, ditorehkan dalam sebuah lafadz kalimah toyyibah. Aksara itu meliuk-liuk bagai naga yang terbang tinggi nan jauh disana. Dengan menggoreskan huruf mim akhir meruncing kebawah, karakter memutar pada deretan lafadz tadi dinamakan khat diwani karena dulu pada zaman tahun alif sering dipakai di dewan-dewan atau kantor-kantor pada masa kerajaan Turki usmani.

Kaligrafi arab memiliki huruf-huruf yang sangat plastis dan dapat digali dalam beraneka ragam karakter yang tidak ada habisnya. Selain itu terserak aliran yang jumlahnya pusparagam, masing-masing aliran dapat diolah lagi menjadi inovasi-inovasi baru. Khat sulus yang harmoni misalnya, bentuknya sempurna karena melalui proses yang panjang, berabad-abad mengalami perubahan penyempurnaan bentuk. Di mana anatomi hurufnya menselaraskan secara alamiah pada goresan pena yang proporsional nan indah. Ada tikungan yang sempit dan setelah itu ditemukan goresan yang lebar, inheren dengan gaya kinetic sentripetal dan sentrifugal. Gaya khat yang gagah dan elastis terangkai tumpang susun, tentunya mudah dibentuk bagi yang sudah mahir dengan volume karya yang indah dipandang mata sesuai ritme seni khat.

Seniman selalu berkarya dan berfisolufi, "Rojulul fann fii diyaarihi; seniman adalah hamba sahaya didalam sanggarnya." Kholwatnya seniman memang harus selalu berimajinasi dan berhalusinasi dalam nikikmatnya berkarya. Bahkan Naja Al Mahdawi sehàrian selama 13 jam berkarya secara kontinyu, gigih dan sungguh-sungguh. Terus menggali bahkan terkadang sampai pada titik yang salah, terkadang juga sampai titik puncak pada penemuannya. Kadang maju dan kadang juga mundur kebelakang. Begitulah gambaran kerja seni tapi setidaknya harus sampai pada tujuan.

Bagi seorang seniman jangan pernah mengenal kata bosan dalam berkarya seperti ungkapan Charbal Dagir, "Naja Al Mahdawi tidak pernah menunggu kasus seperti kita menunggu ilham, karena itu hal yang sia-sia. Justru dia mengejarnya, mengeruknya, menuruninya. Permainan gila Naja Al Mahdawi mengolahnya saban hari tanpa jemu dan tanpa ragu-ragu bagai pemburu." Sehingga yang bisa merasakan nikmat dalam hakekat keindahan berkarya hanyalah seniman dan yang mempelajari seni itu sendiri. Salam Kaligrafi.

Jumat, 21 April 2017

TAMU KALIGRAFER DARI MALAYSIA

Kamis, 20 April 2017,  Kedatangan tamu agung, para Kaligrafer dari Negeri Jiran Malaysia Ustadz Ali Gaban dkk dalam rangka safari kaligrafi.. hadir  juga Ustadz Ali Graphy dan Ustadz Assiry di gubug saya.

Kamis, 11 Juli 2013

Seni Rupa Islam

Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang. Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern.