Kamis, 27 Juli 2017

PROFIL KATALOG H. PURWANTO ZAIN DI PAMERAN KALIGRAFI KUDUS

Sekilas profil H. Purwanto Zain dikatalog pameran bersama komunitas seniman kaligrafi Akrab 2017. Kali ini H. Purwanto Zain menampilkan 2 buah karyanya yakni A Massage From The Sky berbahan kanvas digores dengan cat minyak ukuran lukisan 100×100cm hasil karya tahun 2017. Sedangkan karya yang satunya lagi adalah lukisan kaligrafi Haji mabrur sama-sama berbahan kanvas ukuran 75×75cm dengan mengunakan oil painting karya tahun 2017 ini. Kedua lukisan ini materi dasar khat perpaduan dari kombinasi khat diwani yang dibebaskan dengan desain intuisi peralihan khat murni ke kontemporer yang lagi ngetrend di Indonesia.

Alhasil kreasi kedua karya terbaru seniman yang telah menghasilkan karya yang tidak bisa diterpublikasikan semua ini mengambarkan bentuk mendobrak kemapanan dalam berkarya. Ini mengunyip kata dari pakar kaligrafi Indonesia Dr. KH. Didin Sirojuddin AR. M.Ag yaitu karya baru tercipta dari karya baru yang mengadopsi karya lama. Artinya setelah mengadopsi karya lama disempurnakan dan diperbarui menjadi karya baru yang merupakan hasil kreasi, inovasi baru yang mempunyai karakteristik baru. Seyogyanya sebuah karya agung akan tercipta karena inspirasi dari karya-karya seniman terdahulu.

Inilah yang sering dibuat eksperimen oleh kaligrafer dari kota Kudus ini. Yang tak bosan-bosannya mengali potensi yang dimiliki. Dengan karya-karya yang selalu ditunggu oleh para kolektor, dan pecinta seni. Dia selalu menimba ilmu dari apa saja, lautan imajinasi bisa diperoleh dari seniman dan juga belajar dari alam ciptaan Dzat Yang Maha Indah, sebagai sumber inspirasi yang tidak akan pernah habis.

Jumat, 21 Juli 2017

LUKISAN KALIGRAFI AL HAJJU AL MABRUURU

Hidup akan selalu menarik diakhir, karena beberapa rencana besar kita telah terwujud menjadi kekuatan besar.
Impian takkan terwujud jika tidak disertai aksi dan kreasi.

Salah satu hal tersulit dalam hidup adalah memulai hari ini dengan senyuman dan semangat baru.🌞

Rabu, 19 Juli 2017

MUTIARA KALIGRAFI Oleh KH. Dr. Didin Sirojuddin AR. M.Ag

MUTIARA KALIGRAFI
(didinSAR•Lemka)

أيامجوًِدٙالخطًِ عليك بِكثرةِ التدريبِ
       "Wahai orang yang sedang mempercantik kaligrafi, hendaknya engkau  banyak latihan."
                  (Qaul Hikmah)

DASAR-DASAR  LATIHAN KALIGRAFI

     Level keindahan kaligrafi dapat dicapai hanya dengan LATIHAN (tadrib/tamrin/riyadhah)  cepat yg disertai kecermatan. Materi latihan mencakup kecermatan memandang  (idrak bashari) contoh-contoh tulisan yg harus ditiru secara detail (muhakat biddiqqah) dengan mendalami dan    membedakan parameter perkiraan (taqribiyah) dan analogi (qiasiyah) huruf, jaraknya, STANDAR  bentuk, ukuran, tinggi-rendah, tipis-tebal, tegak-miring, lengkungan  sampai sambungan (ittishal) satu sama lain,  mengatur kata-kata (tanzhim al- kalimat) dan  menyusun ungkapan (tansiq al-'ibarah).
        Semua KEINDAHAN KALIGRAFI ini disempurnakan  dengan menyatunya tiga komponen sebagaimana diungkapkan Imam Ali RA berikut:

الخطً مخفِىً في تعليمِ الأستاذِ، وقوامه فى كثرةالمشق، ودوامه على دين الإسلام

     "Kaligrafi tersirat di dalam pengajaran guru,  tegak profesionalnya  tergantung  banyak latihan, dan kelanggengannya terkait dengan pengamalan (dipraktikkan untuk) agama Islam,."

       Dalam kegiatan  TC KALIGRAFI Kabupaten Kampar-Riau barusan, dalam  rangkaian poin pelatihan itu pada dasarnya saya hanya  memindahkan intuisi pandangan (hassat al-abshar) kepada pusat-pusat indra khusus (marakiz al-'ashabiyah al-khashah)  melalui  tulisan, yang mencakup: lengan, tangan, dan jemari.
       Teori tadi, ketika dikombinasikan dengan karya-karya Naskah, Hiasan Mushaf, Dekorasi, dan Kaligrafi Kontemporer,  semuanya jadi terasa BERES dan MENGASYIKKAN.

Senin, 17 Juli 2017

ZIARAH KE MAKAM GURU MULIA KAMI KH. NUR AUFA SHIDDIQ

Sehabis jemput pulang dari MI Qudsiyyah Kudus, Bintang Fafli Robbi putra H. Purwanto Zain dan mengantar Sulthan  Alkatib putra Ustadz Muhammad Assiry. Berempat berkesempatan ziarah ke makam pakar guru kaligrafi Kudus yaitu KH. Nur Aufa Siddiq yang merupakan guru kedua Ustadz H. Purwanto Zain dan Ustadz Muhammad Assiry.

Sudah menjadi tradisi mereka berdua bahwa berbakti pada orang tua dan guru mereka tidak hanya ketika orang tua dan guru mereka masih hidup tetapi juga ketika mereka sudah meninggal. Karena keberkahan ilmu mereka berdua memang berasal dari didikan dan pengajaran yang diberikan guru mereka berdua yaitu KH. Nur Aufa Siddiq.

Riuh gemuruh hati mereka berdua didepan pusara sang guru yang telah wafat dengan meninggalkan mutiara-mutiara ilmu. Sungguhpun rindu pada sang guru membuat hati pilu menangis didepan pusara sang guru. KH. Nur Aufa Siddiq dikenal telaten dan sabar dalam mendidik keduanya. Waktu 5 tahun berkhidmah pada sang guru khan menjadi kenangan indah antara sang guru dan mereka berdua. Sang Kyai telah tiada, tersenyum bahagia di pertamanan surga yang abadi.