Minggu, 17 Oktober 2021

Pameran kaligrafi "The Power of KA'BAH Islamic Art Virtual Exhibition" DI ANTARA DIAM DAN GERAK BAGAI TAWAF KA'BAH adalah kiblat tempat kaum muslimin menghadap. Ka'bah adalah pusat magnet bumi. Jadi, Ka'bah adalah lambang pemersatu dan persatuan. Bagi seniman muslim, Ka'bah yang sangat menyentuh setiap aspek kehidupannya, adalah obyek pengabdian dan fokus kejeniusan artistik Islam. Maka, lahirlah karya-karya seni rupa (kaligrafi atau non kaligrafi) yang menerakan sosok 'ainul Ka'bah untuk mengukuhkan deklarasi-deklarasi tersebut. Lukisan atau goresan khat yang "diam" seperti Ka'bah yang juga tampak diam, hakikatnya "bergerak" mengandung dinamika rupa-rupa pesan dan aktivitas. Ada panorama tawaf, gerakan berputar dinamis dalam kaligrafi yang diam. Atau huruf-huruf yang tampil kalem, menggerakkan "panggilan ke Baitullah" dalam goresan tak bergerak warna-warni dengan hitam Ka'bah sebagai warna ikonnya. Diam, bergerak, berputar, dan bersatu, kumpul dalam sebuah karya. Seperti digambarkan oleh Al-Shouli dalam kitab "Fi Adab Al-Kuttab" (Tentang Tatakrama Para Penulis): يُخَيَّلُ إليك أنّهاتتَحَرَّك وهي ساكِنَة Artinya: "Kaligrafi itu mengusik fantasimu bahwa dia sedang bergerak-gerak padahal diam." Diam tapi bergerak. Bergerak dalam diam. Atau seperti kata Al-Mutanabbi: تبدى سكون الحسن فى حركاتها Artinya: "Kaligrafi itu mengekspresikan kalemnya keindahan dalam gerak-geraknya." KA'BAH memang menarik. Seni "gerakan tawaf" kaligrafi inilah yang menggerakkan para pelukis dunia bersatu bersama-sama melukis Ka'bah dan Kaligrafi Ka'bah. Hal itu sangat mungkin, karena kaligrafi yang berideoplastis bisa diolah jadi apa saja. Seperti diakui kaligrafer Tunisia Naja al-Mahdawi: الحرفُ عندى مادّة حيّة أصُوغ منهاماأشاءكماأشاء Artinya: "Kaligrafi bagiku adalah materia hidup yang bebas kuperlakukan apa saja sekehendak saya." Selamat pameran "The Power of KA'BAH Islamic Art Virtual Exhibition". Bilbarokaaaat wannajah.

'THE POWER OF KA'BAH' Islamic Art Virtual Exhibition ... sebuah harapan baru Indonesia menjadi Kiblat Seni Kaligrafi Islam Kontemporer di Dunia.... sebuah proyeksi yang amazing, dan itu sangat mungkin di wujudkan. Indonesia memiliki peluang itu dengan potensi yang luar biasa, jumlah penduduk Islam terbesar di dunia, keragaman budaya (Suku, adat, bahasa, dan lainnya) belum lagi kekayaan sumber daya alam yang bisa menjadi inspirasi untuk memantik ide dan gagasan. Kultur sosial serta praktek keagamaan khususnya Islam yang moderat, toleran, serta tatatan ukhuwah wathoniyah menjadi peluang yang harus di kelola dengan baik. Seniman muslim khususnya para kaligrafer harusnya menjadikan ini tantangan di masa depan untuk merekayasa karya (Pencipta)  sebuah karya yang kreatif dan inovatif memadukan kearifan lokal serta sumber daya yang melekat sebagai jamrut katulistiwa. Ayoo semua bergerak, jangan hanya diam apalagi jadi penonton, saatnya jadi pemain, dan bergabung dengan para kaligrafer ASEAN dan dunia. Ada kata motivasi yang bagus untuk kita renungkan, " Kalau anda berkumpul dengan sepuluh orang kaya, maka anda akan menjadi ke 11 orang kaya berikutnya,... kalau anda berkumpul bersama 11 maestro kaligrafer, maka anda akan menjadi maestro ke 12". Apa yang sesungguhnya mendasari rahasia/pola ini ? rahasianya adalah transfer Knowledge yang cepat. Ilmu itu akan mudah di sambungkan dengan aqal manakala gelombangnya sudah sama, sama keinginan, sama gerak, dan sama tindakan. Apalagi frekwensi sinyal yang di hadirkan adalah ketundukan kepada yang maha pencipta langit dan bumi, yang menggilirkan siang dan malam, yang mengetahui yang nyata dan tersembunyi, maka sempurnalah sebuah pembelajaran tersebut. Ingatlah sebuah prinsip, Jika engkau ingin jalan cepat, jalanlah sendirian, tapi jika engkau ingin jalan jauh dan banyak menyaksikan sesuatu yang tersembunyi, jalanlah bersama-sama (bahasa kerennya, berbagi, bersinergi dan berkolaborasi). Itulah pesan moral yang terus di gelorakan oleh Islamic Art Exhibition. Misinya belajar bersama, tumbuh bersama dan maju bersama dalam syiar dakwah seni kaligrafi Islam di dunia. IAE ingin mengembangkan spektrum ruang keadilan untuk semua potensi seniman kaligrafi di kota maupun daerah, akses yang mudah untuk belajar bersama maestro kaligrafer Indonesia, ASEAN dan Dunia. Selama ini pameran dianggap sulit, dengan seleksi yang ketat, karenanya kita beri ruang kemudahan, bisa jadi ini dianggap anti mainstrem, tapi inilah pesan moral yang harus kita wujudkan, sebagaimana pesan "  yasiru tu'assiru berilah kemudahan jangan dipersulit " Artinya: “Permudahlah, jangan dipersulit, berilah kabar gembira, jangan ditakut-takuti.”  Bergeraklah, jangan hanya diam, orang yang bisa berenang akan tenggelam di air bila dia tidak bergerak, sebaliknya orang yang tidak bisa berenang akan tidak jadi tenggelam kalau dia terus berusaha bergerak.






 

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung, silahkan meninggalkan pesan atau menulis komentar