Jumat, 20 April 2018

BOM KALIGRAFI DI ARENA MTQ OLEH DR. H. DIDIN SIROJUDDIN AR

BOM KALIGRAFI
DI ARENA MTQ  
(DidinSirojuddinAR•Lemka)

بالمسابقات الفنية انتشرفن الخط العربي فى إندونيسيا. ويترقى الإنتشاربحضور الخط المعاصرفى المسابقات.

       KALIGRAFI tambah ngetrend saja. Seperti bom, ledakannya berdentuman ke mana-mana. Setidaknya itu terdengar dari arena MTQ Provinsi Jabar & Banten yang berlangsung bersamaan medio April 2018, menyusul DKI Jakarta, Riau, Jambi, Aceh, dan Sumbar sebelumnya. Seperti musik orkestra:  nada,  gaya, dan kualitas estetiknya seiring dan sama-sama hebatnya.
       Dari sayembara hitam putih _Naskhi & Tsulus_ sederhana di MTQ Nasional XI/1981 di Banda Aceh, kaligrafi kini berkembang pesat. Musabaqah yang semula disebut Golongan PENULISAN BUKU kemudian jadi Golongan NASKAH ini melombakan kepiawaian mengolah khat-khat Naskhi, Tsulus, Farisi, Diwani, Diwani Jali, Kufi, dan Riq'ah. Kini peserta tidak hanya menguasai "mazhab huruf" tapi meloncat ke "mazhab guru" yang jadi modal bersaing dalam kompetisi- ikompetisi kaligrafi internasional di Turki, Irak, Iran, Pakistan, Yordania, Marokko,  Brunei Darussalam, dan Malaysia. Pelajaran dari MTQ di Dalam Negeri jadi kendaraan untuk merebut prestasi di Luar Negeri.
     Golongan HIASAN MUSHAF & DEKORASI semakin berkembang, dapat dilihat pada:
• gagasan desain-nya yang tambah beragam,
• bahasa rupa dengan kekayaan warna dan ornamen yang visioner,
• unsur aksara yang sempurna berpadu antara kebenaran kaidah dan keindahan tata susunnya,
• *aplikasi karya* di luar MTQ, seperti pameran, penulisan mushaf daerah, dekorasi mesjid dan gedung-gedung lain, souvenir, dan, tentu saja, permintaan pasar dari para pembeli yang mengantri. Lapak-lapak on line kaligrafi  bermunculan dan dibuka di mana-mana, menjual lukisan dan buku kaligrafi, peralatan rupa-rupa kalam dan kuas, tinta, cat, ragam kertas, kanvas, dll.
       Puncaknya,   ledakan KALIGRAFI KONTEMPORER sebagai Golongan terbaru. Bukan hanya pelukis, santri dan peserta MKQ tiga Golongan pun ikut hanyut dan banyak yang hijrah ke kaligrafi kontemporer. Selain mengasyikkan karena dapat dilukis dengan kebebasan ekspresi penuh, kaligrafi kontemporer juga jadi "gula-gula" karena berhasil mengangkat kaligrafi jadi lapangan usaha yang menggiurkan.
       KALIGRAFI sebagai _rahmatan lil khattatin_ telah dibuktikan dalam hiruk-pikuk kegiatan terutamanya para kaligrafer MTQ yang "nomadik" (pergi lomba sana-sini sampe jadi juara sana-sini);   menghasilkan karya seni yang merupakan kombinasi antara bentuk dan fungsi untuk beramal dan meraup pundi-pundi.
     Duaaaaaarrr bom kaligrafi teruuuuus saja meledak-ledak. Para kaligrafer enjoooooy menikmati
cipratannya.  ����✒

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung, silahkan meninggalkan pesan atau menulis komentar