Jumat, 26 Mei 2017

KORAN JAWA POS RADAR KUDUS MENGULAS SOSOK SENIMAN MUSLIM HAJI PURWANTO ZAIN

Jejak dan rekam perjalanan hidup antara seni kaligrafi dengan da'wah bilqalam. Edisi liputan dan wawancara malam jum'@t kmrn dgn Mas Faruq wartawan Radar Kudus. Akhirnya terbit hari ini.

Kamis, 25 Mei 2017

DI BAWAH MIHROB SENI

Sudah menjadi idaman dan minat yang menggebu bagi seorang kaligrafer agar bisa mahir melukis kaligrafi. Setelah sekian lama belajar kaidah khat, tentulah ada keinginan untuk menggores cat di atas kanvas. Setiap kaligrafer harus menjadi seorang pelukis. Apalagi tuntutan sekarang alasannya sangat beragam, tidak hanya memenuhi kebutuhan estetis, lukisan kaligrafi juga sangat di gemari, laku keras dan marketable.

Bagi seorang seniman muslim kebiasaan bereksperiman dan mengolah warna dan mengolah goresan kuas (brushstroke) yang berupa sapuan cat adalah prinsip dalam struktur seni. Apalagi latihan semacam ini sangat bagus bila di lakukan putra-putri kita untuk merangsang pusat saraf otak (neorotransmiter) terutama otak kanan yang berfungsi mencerdaskan internal otak. Jadi memang bisa dikatakan bahwa semua pelukis itu cerdas pada zona otak kanan, bahkan dengan mengolah warna dan menggores warna asal-asalan saja bisa digunakan terapi jiwa. Hebat khan ? Silahkan dicoba !

Ketika seorang kaligrafer menggoreskan qalam, lalu dicelupkan kedalam wadah tinta, tangan lantas menggoreskan qalamnya, tangan menari-nari diatas kertas putih, ditorehkan dalam sebuah lafadz kalimah toyyibah. Aksara itu meliuk-liuk bagai naga yang terbang tinggi nan jauh disana. Dengan menggoreskan huruf mim akhir meruncing kebawah, karakter memutar pada deretan lafadz tadi dinamakan khat diwani karena dulu pada zaman tahun alif sering dipakai di dewan-dewan atau kantor-kantor pada masa kerajaan Turki usmani.

Kaligrafi arab memiliki huruf-huruf yang sangat plastis dan dapat digali dalam beraneka ragam karakter yang tidak ada habisnya. Selain itu terserak aliran yang jumlahnya pusparagam, masing-masing aliran dapat diolah lagi menjadi inovasi-inovasi baru. Khat sulus yang harmoni misalnya, bentuknya sempurna karena melalui proses yang panjang, berabad-abad mengalami perubahan penyempurnaan bentuk. Di mana anatomi hurufnya menselaraskan secara alamiah pada goresan pena yang proporsional nan indah. Ada tikungan yang sempit dan setelah itu ditemukan goresan yang lebar, inheren dengan gaya kinetic sentripetal dan sentrifugal. Gaya khat yang gagah dan elastis terangkai tumpang susun, tentunya mudah dibentuk bagi yang sudah mahir dengan volume karya yang indah dipandang mata sesuai ritme seni khat.

Seniman selalu berkarya dan berfisolufi, "Rojulul fann fii diyaarihi; seniman adalah hamba sahaya didalam sanggarnya." Kholwatnya seniman memang harus selalu berimajinasi dan berhalusinasi dalam nikikmatnya berkarya. Bahkan Naja Al Mahdawi sehàrian selama 13 jam berkarya secara kontinyu, gigih dan sungguh-sungguh. Terus menggali bahkan terkadang sampai pada titik yang salah, terkadang juga sampai titik puncak pada penemuannya. Kadang maju dan kadang juga mundur kebelakang. Begitulah gambaran kerja seni tapi setidaknya harus sampai pada tujuan.

Bagi seorang seniman jangan pernah mengenal kata bosan dalam berkarya seperti ungkapan Charbal Dagir, "Naja Al Mahdawi tidak pernah menunggu kasus seperti kita menunggu ilham, karena itu hal yang sia-sia. Justru dia mengejarnya, mengeruknya, menuruninya. Permainan gila Naja Al Mahdawi mengolahnya saban hari tanpa jemu dan tanpa ragu-ragu bagai pemburu." Sehingga yang bisa merasakan nikmat dalam hakekat keindahan berkarya hanyalah seniman dan yang mempelajari seni itu sendiri. Salam Kaligrafi.

Senin, 22 Mei 2017

BERSAMA DIREKTUR RSU KUDUS BAPAK HAJI DR. ABDUL AZIZ AKHYAR

Disela-sela acara Gelar Karya kaligrafi bersama AKRAB. Beliau Direktur RSU Kudus Bapak Haji dr. Abdul Aziz Akhyar berkesempatan mengoleksi karya lukisan kaligrafi saya yang berjudul Wa-atimmul hajja wal 'umroti lillah. Terlihat beliau berpose disamping kanan lukisan ditemani saya dan anak saya Bintang F.R. sehabis pulang sekolah dari Qudsiyyah Kudus.

Minggu, 21 Mei 2017

KALIGRAFI MASJID BERBAHAN GRC

Alhamdzulillah tim Grista Art telah menyelesaikan pengerjaan kaligrafi GRC di Masjid Baitur Rohman Kudus telah selesai sebelum bulan ramadhan. Terus menebar keindahan dengan dakwah bil qolam.