Kaligrafi khat naskhi Q.S. Nuh ayat 28 terpasang di teras pintu masuk kediaman Pak Haji Agus Hartopo PO. Haryanto. Minat silahkan hubungi no WA kami: 081325366338
Senin, 15 November 2021
Goresan khat naskhi Purwanto Zain.
Kaligrafi khat naskhi Q.S. Nuh ayat 28 terpasang di teras pintu masuk kediaman Pak Haji Agus Hartopo PO. Haryanto. Minat silahkan hubungi no WA kami: 081325366338
Selasa, 09 November 2021
Senin, 01 November 2021
Sang Master Kaligrafi adalah Guruku. (PurwantoZain)
Aku bukanlah siapa-siapa dan bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa kalau tidak karena para guru-guruku. Perasaan bahagia adalah milik setiap insan dan aku selalu senang dan bersyukur bisa tumbuh dan berkembang diantara kaligrafer Kudus, dikelilingi guru-guru, para master kaligrafi di Kota Kudus. Sebuah perjalan yang panjang pada kenanganku teringat guruku Kyai Haji M. Nur Aufa Shiddiq yang telah meniupkan nafas dan spirit kaligrafi. Selama 6 tahun belajar dan khidmah selalu mengikuti arahan Pak Aufa panggilan akrab beliau. Melaksanakan semua perintah guru mulia KH. Muhammad Nur Aufa Shiddiq dalam belajar dan pembuatan karya-karya beliau yang berupa karya masterpiece yang berupa karya kaligrafi dari berbagai media kanvas, kaca, strofoam, musholla, masjid. Belajar dan latihan mengajar kaligrafi tiap hari jum'at di Sanggar Kaligrafi Kudus. Demikian indah nasehat dan bimbingannya, tentu ini adalah proses pembelajaran "kaligrafi terapan" belajar langsung praktik dari Pak Aufa. Saya masih ingat begitu terherannya Kang Fathur Rohman Pekalongan melihat kuatnya kami berdua (saya dan Ust. Assiry) dalam berkhidmah siang dan malam sampai larut shubuh selama bertahun-tahun pada waktu itu. Waktu terus bergulir begitu cepat tak terasa begitu senang dan bahagia dapat bimbingan langsung dari Pak Aufa. Dan dilandasi filosofi "Nom rialat tuwo-tuwo nemu derajat" sebuah filosofi yang saya selalu dengar dari kiyaiku Syaikhona KH. Ahmad Basyir Sang Mujiz Dalailul Khoirot pengasuh Pesantren Darul Falah Kauman Jekulo Kudus Kiyai karismatik yang telah menginpirasi dalam belajar.
Bagai menemukan permata yang indah atas nasehat dari temanku Ust. HM. Assiry ditahun 2002 akhirnya bisa belajar kaligrafi di Pesantren Kaligrafi Lemka Sukabumi Jabar yang diasuhan para master kaligrafi guru mulia Bapak Kiyai DR. H. D. Sirojuddin Ar M.Ag, Ust. H. Isep Misbah S.Ag, Ust. Dr. H. Tolabi Karly MA, Ust. HM. Assiry, Ust. H. Momon Abdur Rohman, Ust. H. Bobi Iskandar, Ust. Ujang Badrus Salam, Ust. H. Edy Amin, Ust. H. Nurkholis, Ustadzh Hj. Ernawati, Ustdzah Hj. Eni Nur Ainillah dan masih banyak guru-guru yang lain yang tidak bisa sebutkan satu persatu. Setelah boyong dari Lemka, tahun 2006 berlanjut belajar kaligrafi di Pesantren El Jabbar Bandung Jabar dibawah asuhan guru mulia Bapak KH. Dr. Wahidin Loekman M.Sn, Ust. Haji Hasanudin M.Ag, Ustadz Haji Ahmad Hawi, Ust. H. Hasyim Asy'ari, Ust. H. Arif Hamdani. Juga belajar khat sama Kyai H. Ma'ruf Bogor, Ust. H. Suharno Elfaiz Cipondoh, Ust. H. Anis Bogor, Ust. Haji Mahmud Arham Tangerang, KH. Ma'mun Sundusi Pondok Aren, Ust. H. Nana Sahruna Bogor. Pada saat itu sungguh terasa betul atmosfir persaingan kaligrafi di Jabar yang begitu menguras tenaga dan pikiran, jatuh tersungkur dan akhirnya bisa bangun lagi untuk bisa bersaing MTQ Jabar yang diikuti pesaerta dari seluruh Indonesia. Semua master kaligrafi nasional turun gunung semua di Jabar sebagai barometer kaligrafi nasional. Jadi memang betul kalau Jabar jadi kawah candra dimukanya para jawara kaligrafi yaitu tempat pendadaran para juara nasional.
Prestasi bukan segalanya, yang paling utama adalah masih eksis dan istiqomah dalam kaligrafi, catatan ini adalah bagian dari tahaddusbinni'mah. Alhamdzulillah berkat rahmat dan ridho dari Allah Yang Maha Indah saya yang faqir telah mengoleksi 60 lebih trophi dan penghargaan kaligrafi yang saya dapat dari event kabupaten, propinsi, nasional, inter diantaranya: Juara 1 Jateng tahun 1999, juara 3 nasional tahun 2000 Palu, juara 1 DKI Jakarta tahun 2002 di Pondok Indah, juara 1 lukis kaligrafi mahasiswa se Jateng dan DIY 2003 di IAIN Sunan Kalijaga Jogja, juara 1 Banten tahun 2005, rekor juara 1 Jawa Barat 7 kali berturut-turut dari mulai tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2012, 2014. Juara 2 nasional 2010 di Bengkulu. Selain aktif lomba dan membina serta penjurian kaligrafi, juga sering serabutan dan corat-coret musholla satu pindah ke masjid yang lain, mendirikan Rumah Kaligrafi Asta Qalam Kudus tahun 2003 sampai sekarang, tim penulisan mushaf Al Qur'an Al Bantani Prop. Banten tahun 2010, pameran kaligrafi diantaranya Festival Wali Songo Surabaya, Duta Seni Kab. Kudus di TMII Jakarta, Pameran kaligrafi Sarasehan kaligrafer nasional IIQ Wonosobo, pameran kaligrafi di Magelang, pameran kaligrafi kaligrafer Indonesia di Lahore dan Karachi Pakistan 2009. Sepintas perjalanan hidupku seakan disetiap nafas dan langkah adalah nafas kaligrafi dan langkah kaligrafi. Mungkin karena jiwa dan jasad sudah senyawa menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, "purpose of live" tentang tujuan, peran hidup. Sebuah perjalanan indah dari saya yang faqir walau tak seindah perjalan hidup sang pujangga.
Langganan:
Postingan (Atom)