Selasa, 17 Juli 2018

Goresan khat tsulus Purwanto Zain

Goresan qalam khat tsulus karya H. Purwanto Zain kaligrafer Kota Kudus ini menuturkan bahwa dalam menggores khat itu harus IRSAL yaitu menggores qalam secara cepat-tepat, tidak tersandung atau tertahan sehingga menyusahkan atau mogok di tengah-tengah  sehingga menimbulkan getaran tangan yang kelanjutannya dapat merusak tulisan yang sedang digores.

Purwanto Zain adalah kaligrafer alumni Pesantren Lemka Sukabumi Jabar, alumni Pesantren El Jabar Kota Bandung Jabar. Rekor juara 1 khat hiasan mushaf Prov. Jabar 7 kali berturut-turut, juara 2 nasional Bengkulu 2010, juara DKI Jakarta 2002, juara 1 Banten 2005.

Aktif berkarya dan membina kaligrafi dan keliling mengisi Workshop Kaligrafi Nasional di Kampus UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Kalijogo Jogja dan keliling mengisi Workshop keliling Jateng.

Berekspresi dan berkarya di kampung kaligrafi

Bagaimana tidak ? Di Kudus adalah tempat belajar kaligrafi. Di Kota Kudus lah gudangnya guru-guru khat, Kudus tempat pendadaran kaligrafi dari anak kecil sampai dewasa, kampung-kampung kaligrafi bersebaran di pelosok-pelosok Kudus. Sebut saja Honggosoco dan Undaan adalah nama desa yang tak asing untuk wadah mencetak para kaligrafer-kaligrafer handal. Jauh dari pusat keramaian dan jauh dari kebisingan adalah salah satu indikator tempat untuk pembinaan seni kaligrafi bagi generasi muda.

Melukis kaligrafi gaya Purwanto Zain

Melukis kaligrafi ala Purwanto Zain cirinya adalah sapuan kuas yang serba cepat. Apalagi ketika menggores huruf-huruf arabnya, dilakukan dengan gerakan spontan cepat dan aktratif. Intinya jangan takut untuk mengerakan tangan. Biarkan kuas berjalan mencari catnya sendiri. Jangan biarkan tangan berhenti, teruslah gerakan tangan bersama kuas yang sudah terlanjur basah. Jangan ragu, teruslah menari-nari diatas kanvas.