Selasa, 27 Maret 2018

Bengkel kaligrafi Sabah ( Dr. KH. Didin Sirojuddin AR )

BENGKEL KALIGRAFI SABAH YANG MENGGUGAH GAIRAH
(DidinSirojuddinAR•Lemka)

إذافسدت السيارة تحمل إلى الورشة لإصلاحها. ولكن فى سابه ماليزياورشة خاصة لتحسين الخط العربى ورسمه. ✒

       BENGKEL KALIGRAFI, ini sungguh sangat menarik. Sebab, BENGKEL (وَرْشَة) di Indonesia artinya "tempat mereparasi atau memperbaiki" kendaraan yang rusak. Seumpama pintu sedan penyok disrempet truk ugal-ugalan, atau motor mogok karena businya kotor atau suaranya rebek menjerit-jerit gara-gara knalpotnya bocor. Semuanya digiring ke BENGKEL untuk direparasi biar kembali kinclong dan tokcer. Ada juga bengkel ruhani untuk _nyervice_ hati yang gundah gulana dan menggosok iman yang mulai awut-awutan. Balik dari bengkel, biasanya pengendara pada tersenyum  riang…....
       Di Membakut, Sabah, Malaysia yang barusan dilaksanakan untuk ke-5 kalinya adalah BENGKEL SENI KHAT ISLAMI SABAH,  semacam _work shop,_  "kursus kilat" atau "pesantren kilat" kaligrafi untuk semua kalangan, tua-muda sampai budak-budak (bocah) Sekolah Rendah. Bengkel Khat adalah pengiring Pertandingan Khat ASEAN Karya Jadi (diikuti lebih 100 peserta yang dimenangkan 3 khattat Malaysia yaitu Abdul Hadi, Ust. Fadhil, dan Zulfikri & 6 khattat Indonesia yaitu Huda Purnawadi, Mohd. Muallimin, Salwa, Ahmad Haidir, Zainuddin,  dan Teguh Prastyo) di samping Pertandingan Khat Spontan oleh peserta se jazirah Borneo. Grand acaranya, MAHRAJAN PERSURATAN DAN KESENIAN ISLAM NUSANTARA SABAH yang berlangsung 8-11/3/2018, juga mempertandingkan lomba menulis puisi yang dimenangkan juara-juara dari Indonesia,  Malaysia, dan Brunei Darussalam.
       BENGKEL KHAT SABAH mendemonstrasikan unjuk kebolehan menulis dan melukis oleh ketiga juri pertandingan khat, yaitu Ust. H. Isep Misbah (Indonesia) dengan pertunjukan _NASKHI_ nya, Ust. Abdul Baki bin Abu Bakar (Malaysia) dengan kebolehan _TSULUS_ nya. Puncaknya diisi praktikal kebolehan melukis di mozek-keramik oleh Dr KH. Didin Sirojuddin AR (Indonesia).
       Seperti bengkel reparasi motor yang memperbaiki mesinnya yang awut-awutan, Bengkel Khat Sabah mengajarkan cara-cara menulis betul dan indah huruf-huruf tunggal dan cara merakitnya dalam komposisi, proporsi bentuk- bentuknya, sampai hak-hak yang harus dimiliki setiap huruf. Tidak terlewat lho,  menunjukkan kesalahan-kesalahan gores yang kadung dilakukan kaligrafer dan bagaimana teknik menyervisnya.  Tapi,  melukis huruf di media selain kertas seperti MOZEK-KERAMIK, tambah seru saja. "Asyiiiiiiik," komentar bocah di sebelah saya. "Lukisan kaligrafi cukup menjanjikan. Harganya pun mahal, kalau laku," komentar peserta bengkel yang lain.
       Melukis kaligrafi memang asyik. Duuuuh asyiknyaaaaaa.  Menggugah gairah untuk teruuuuuus menulis dan melukis saban waktu, enggak berhenti-berhenti.

Disadur oleh H. Purwanto Zain ( santri Pesantren Kaligrafi Lemka Sukabumi, kaligrafer-pelukis nasional )

Seniman muslim bareng Qori' internasional ( H. Purwanto Zain & Ust. H. Mu'min Ainul Mubarok) rihlah seni pada pembinaan MTQ Nas di Hotel Katulistiwa Bandung Jabar

Mengajar kaligrafi, bagaimana caranya? (Dr. H. Kyai Didin Sirojuddin)

MENGAJAR KALIGRAFI, BAGAIMANA CARANYA?
(DidinSirojuddinAR•Lemka)

"الخطُّ أمرٌصَعْبٌ"، ولكنّه  إذاعُلّم "من السَّهلِ إلى الصّعبِ" فسيكون الصعبُ سهلاً.

       "Kaligrafi itu sulit" (الخط أمرصعب) adalah ungkapan. Tapi bagaimana yang sulit dibikin menarik sehingga menjadi mudah.   Dalam acara PELATIHAN GURU PONDOK AL-QUR'AN SE-SUMBAR di Bukittinggi, 6-8/3/ 2018, cara-cara mengajar khat/kaligrafi saya simulasikan kepada dan oleh guru-guru khat perwakilan beberapa Pondok Al-Qur'an di Sumatera Barat.
       Konsep yang digunakan adalah metode mengajar khat di Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka, Sukabumi,  yang bernuansa rekreatif dengan faktor novelty (untuk membangkitkan rasa senang). Belajar tidak hanya di kelas, tapi juga di tempat terbuka dan tempat rekreasi sehingga "kaligrafi menjadi ilmu dan skill yang menyenangkan". Lemka memegang prinsip kata-kata Imam Ali RA:

إنّ حُسْنَ الخطِّ مَخْفِيٌّ فى تَعْليمِ الأستاذِ، وقِوامُه فى كثرةِ المَشْقِ وتركيبِ المُرَكَّبَاتِ، وبقاؤه على المسلمِ فى ترك المنهيات ومُحافَظَةِ الصّلواتِ،  وأصلُه فى معرفةِ المُفْرَداتِ والمُرَكَّباتِ.

"Sesungguhnya keindahan khat itu tersirat dalam pengajaran GURU, tonggaknya tergantung banyak LATIHAN dan menyusun struktur, dan kelanggengannya bagi seorang muslim adalah dengan meninggalkan segala larangan dan memelihara SHALAT, padahal asal-usulnya hanyalah *mengetahui HURUF-HURUF TUNGGAL dan KOMPOSISI."*_

       Dengan demikian, *komponen BELAJAR-MENGAJAR di Lemka* adalah komplitnya unsur-unsur berikut:
1) Adanya GURU l (terdiri dari guru utama & guru2 bantu).
2) Banyak LATIHAN (yang dilakukan setiap waktu siang-malam).
3) Memulai pelajaran dari ALIF & huruf-huruf tunggal seluruhnya dan "dari yang mudah kepada yang sulit" (من السهل إلى الصعب).
4) Uji coba dan berulang-ulang latihan membuat struktur huruf & kalimat.
5) Menghindari LARANGAN2 hukum & larangan2 fisik yang berefek "merusak tulisan" (spt olahraga keras atau mengangkat benda terlalu berat).
6) Memelihara SHALAT & ibadah2 lainnya sebagai bentuk pengabdian,  karena karya yang digores adalah huruf2 Al-Qur'an.
       Dalam pelaksanaannya, santri Lemka mematangkan pelajaran yang diberikan melalui tahap-tahap berikut:
1)  Tahap PENGETAHUAN (yaitu mengetahui seluruh gaya khat tradisional & kontemporer, serta mengetahui seluk beluk & pedoman lomba2 kaligrafi Nasional & Internasional).
2) Tahap PEMAHAMAN  (yaitu memahami detail-detail huruf setiap gaya khat yang sudah diketahi mencakup: bentuknya, ukurannya, tipis-tebalnya, tegak-miringnya, tinggi rendahnya, lengkungannya dll.)
3) Tahap PENERAPAN (yaitu mempraktikkan apa-apa yang _diketahui_ & _dipahami_  sebelumnya menjadi sebuah karya yang bagus).   
4) Tahap ANALISA (dengan memperbandingkan hasil karya sendiri dengan karya2 MASTER yang lebih hebat untuk dijadikan pelajaran).
5) Tahap EVALUASI (yaitu menyimpulkan, apakah karya sudah dianggap sempurna & bagus atau belum untuk mengambil langkah selanjutnya, yaitu: DIPERTAHANKAN atau DIGOSOK LAGI supaya bertambah sempurna.
       Wah, terbayang sulit dan berat! Ternyata enteng saja kalau kita senang. Waktu santri Lemka melukis di pinggir pantai, di puncak gunung, di taman bunga, nampak rasa girang di wajah mereka. "Melukis kaligrafi _happy_ bAngeeEEeEet," komentar di sana sini. Ya, kalau lagi senang, semuanya mengasyikkan.

Tim kaligrafi Jabar bersama H. Dedy Mizwar

Rihlah seni momen MTQ Nasional Batam bersama H. Dedy Mizwar dan istri, H. Hasyim Asy'ari, H. Purwanto Zain, Mas Aziz di Batam Kepri 2014.