Jumat, 14 Juli 2017

YUK BELAJAR MELUKIS KALIGRAFI

Melukis adalah aktifitas yang menyenangkan sekali. Bolehlah kita bermain kuas diatas kanvas yang dipenuhi macam-macam warna indah. Dikonsep secara sederhana saja akan kelihatan elegan. Dan kalau dikuas mengunakan palet juga akan membentuk tekstur yang unik. Jangan takut mencoba! Sekali mencoba pasti akan ketagihan lagi karena kita dibawa masuk ke alam lukis yang serba abstrak. Penuh petualangan dan tantangan. Karna warna akan mengikuti gerakan tangan yang dibarengi kuas yang seakan memiliki matanya sendiri.

Kalau penasaran anda boleh coba tantangan ini dijamin anda akan jadi pelukis sungguhan. Terkadang indah, terkadang kurang ada greget... itu tidak apa-apa. Berani mencoba berarti anda layak menjadi pelukis. Setidaknya anda harus menghasilkan 50 kanvas kosong dalam mengolah pilihan warna primer maupun sekunder. Kalau tahapan ini sudah selesai anda tinggal menggoreskan kalimah-kalimah agung dari Hadis ataupun dari Al Qur'an, sebagai bentuk pesan yang anda sampaikan pada orang yang melihat lukisan anda nanti kalau sudah jadi.

Oleh karena itu, pengertian “lukisan” kaligrafi Islam di Indonesia tidak selalu menunjuk kepada pembagian gaya-gaya kaligrafi dalam arti huruf seperti kriterium al-Faruqi. Fokus “lukisan kaligrafi” di Indonesia “tidak hanya selesai pada huruf”, tetapi kehadirannya memang sebagai lisan dalam arti yang sesugguhnya, seperti dikemukakan pelukis kaligrafi Islami, Syaiful Adnan. Kritikus seni rupa, Dan Suwaryono menandaskan, bahwa lukisan kaligarfi Islami pada dasarnya ditopang dua unsur elemen seni rupa, berupa unsur-unsur fisiko plastis (berupa bentuk, garis, warna, ruang, cahaya, dan volume) di satu pihak, sedangkan di pihak lain tuntutan-tuntutan yang cenderung ke arah ideo plastis (meliputi semua masalah yang secara langsung ataupun tak langsung berhubungan dengan isi atau cita perbahasaan bentuk). Dalam ungkapan yang lebih mudah, bahwa lukisan kaligrafii di Indonesia tidak hanya menampilkan sosok huruf yang dilukis, tetapi sebuah lukisan utuh di mana huruf menjadi salah satu elemennya.

Maka, lukisan kaligrafi Islam yang berkembang di Indonesia sangat kaya varisasi, karena integral dengan rupa-rupa huruf tanpa memandang gaya alirannya. Baik gaya kontemporer ataupun klasik baku, semuanya dapat menjadi obyek garapan.
Kini, bukan hanya para alumnus perguruan seni rupa, bahkan para pelukis dan khattat yang tidak memiliki disiplin pendidikan seni rupa pun banyak yang terjun ke “permainan” seni lukis kaligrafi gaya baru ini.

Seperti ragam bentuk pembebasan Kaligrafi Islam ini Ustadz H. Purwanto Zain termasuk salah satu pelukis dan Kaligrafer yang mampu mendobrak kemapanan kaidah baku khath. Dalam peta seni rupa Islam kontemporer, ia juga termasuk sudah ikut andil memberikan sumbangsih yang sangat besar dan telah menimbulkan maraknya kegairahan berkreasi dikalangan pelukis dan kaligrafer Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Munculnya gaya kontemporer, sungguhpun menimbulkan tanggapan pro-kontra, memberikan isyarat semakin meningkatnya pencarian gaya-gaya baru untuk lebih melengkapi gaya-gaya masa lalu.

Mengenang kata indah penyair terkenal India Rabindranath Tagore, al-khattat Kamil al-Baba dari Libanon menulis dalam bab “al-Jadid fi Dunya al-Khath” (Yang Trendy dalam Dunia Kaligrafi), bahwa perkembangan adalah sunnatullah dan hanyalah satu bagian dari hukum alam yang berputar. Perkembangan adalah cermin kekekalan, seperti halnya stagnasi atau jumud, adalah sebab pokok yang memperlekas fana. Dan kaligrafi, dia adalah “lukisan huruf”, posisisnya tidak pernah mandek, bahkan terus berkembang menyusuri waktu.

Ini adalah bak kisah mengenai rupakata tentang estetika. Khat atau kaligrafi islam adalah seni yang mengakar ribuan tahun dalam peradaban islam. Kaligrafi atau dalam islam disebut khat adalah salah satu media syiar dakwah bil qalam yang syarat akan pesan illahi dalam bentuk, pola dan warna.

Seraya merambah dan menelisik nusantara bersama masuknya para penyebar agama pada abad ke 11 masehi, di Kota Kudus telah merekam sejak pijakan dan perkembangan seni kaligrafi nusantara.

Di Kudus ada Sanggar dan Galeri Asta Qalam Kudus (AQK), satu dari segelintir institusi yang menjaga eksistensi pesan kalam Tuhan dengan goresan yang berestetika indah dan religi.

Alhasil banyak sekali hal-hal positip yang didapat dari kemahiran dalam berkaligrafi, bagi Ustadz H. Purwanto Zain Sang Owner Sanggar Galeri Asta Qalam Kudus (AQK) ini kaligrafi menjadi sarana munajat dan pemuas dahaga diri, bahkan bisa termasuk bagian sanggar ekonomi kreatif, artinya penopang rizqi bagi yang mahir. Kaligrafi adalah olah rasa, penggambaran tingkat emosional dari sang seniman sholih. Dari setiap tarikan handam adalah nafas, sapuan kuas adalah langkah, karena kaligrafi merupakan perwujudan kelihaian hati melalui alat-alat ragawi.

Kamis, 13 Juli 2017

LUKISAN KALIGRAFI ROBBI ANZILNII KARYA H. PURWANTO ZAIN

Lukisan kaligrafi "Robbi anzilni munzalan mubarokan wa anta khoirul munziliin" adalah do'a agar diturunkan keberkahan pada rumahnya orang mu'min yang taat dan sholih-sholih. Karya H. Purwanto Zain ini dikoleksi oleh bapak Drs. H. Suparmin Dersalam Kudus Jateng.

Berbahan kanvas, tekstur, mengunakan cat acrylic dibuat tahun 2004. Kebetulan hari ini jum'at 14 juli 2017 Haji Purwanto Zain bersilaturahmi kerumah beliau. Karya terpasang anggun didalam ruangan tamu Pak Haji yang punya showroom motor Salak Indah Dawe Kudus. Lukisan ini dipesan ketika H. Purwanto Zain masih kuliah di STAIN Kudus.

Sejauh mata kita memandang lukisan kaligrafi seharusnya kita memperkaya lukisannya dengan memasukkan aksara Arab dari ayat-ayat suci al-Qur’an. Sehingga lukisan kaligrafi masih menjadi semacam catatan dan dikerjakan selingan saja.

Esensi kaligrafi sebagai bagian utama yang konstruktif dalam lukisan, bukan sekedar catatan. Antara aksara dan latar belakang lukisan menyatu. Kita berusaha menampilkan karya yang bertubuhkan huruf Arab dengan menyandang spirit religius Islami.

Dari lukisan Haji Purwanto Zain kali ini, berjudul '' Oh Tuhan Turunkanlah keberkahan" yang begitu memesona. Warna nuansa coklat ke kreman yang mendominasi memberi kesan misteri agar siapapun yang memahaminya bisa bekerja seolah-olah Allah melihat kita dimanapun kita berada. Dan pada hakekatnya kita diciptakan dari tanah dan kembali ketanah. 

Banyak cerita menarik dari karya Master kaligrafi kota Kudus ini. Begitu mendalam dan berkesan. Nah salah satu cara menikmati lukisan kaligrafi bagi orang awam adalah pertama seperti biasa yang dilihat adalah keindahan lukisannya. Barulah menyelami makna kaligrafinya. Dan menyelami misteri kaligrafi yang menarik untuk dipecahkan sampai pada jalinan khat sulus yang lebih besar bentuknya pada kalimah "ROBBI" dan khat diwani berbentuk elastus pada kalimah " ANZILNII MUNZALAN MUBAAROKAN" serta khat riq'@h pada kalimah "WAANTA KHOIRUL MUNZILIINA" membentuk tiga gaya kaligrafi sulus, diwani dan riq'@h. Jikalau sudah pada tahapan ini akan terasa nikmatnya melihat karya bisa berjam-jam kita terpaku.

Tentunya setiap rumah pasti kepengen rumahnya dinaungi keberkahan. Berkah sendiri berarti "ziyadatul khoiri" yang berarti tambahnya kebaikan. Keyakinan dan keteguhan dalam hati dalam berdo'@ akan menimbulkan sugesti yang tinggi. Disitulah do'@ akan diijabah oleh Allah SWT. Aamiiin yaa robbal 'aalamiin. 

Rabu, 12 Juli 2017

SYUTING TVRI NASIONAL JALAN-JAJAN ISLAMI BERSAMA H.PURWANTO ZAIN BELAJAR KALIGRAFI BERSAMA DENGAN SANTRI.

Berbagai ilmu merupakan usaha dalam dakwah bil qalam yang sering diteriakkan oleh Ustadz Haji Purwanto Zain dalam setiap kesempatan. Karena memang hari-harinya curahkan untuk saling mengisi dengan goresan qalam dan sapuan kuas. Ini berlangsung ketika ada seaseon syuting oleh kru TVRI Nasional yang menyambangi Pesantren Al Mawaddah yang diasuh oleh KH. Dr. Sofyan Hadi MA. Lc. dalam acara Jalan-jalan Islami produksi TVRI Nasional Jakarta.

Dalam kesempatan ini Ust. H. Purwaanto Zain berkesempatan menyampaikan materi lukis kaligrafi diatas kanvas, belajar bareng santri Al Mawaddah. Tujuannya adalah supaya samtri punya skill dibidang seni islami yang semakin langka dan banyak ditinggalkan oleh santri pesantren. Padahal jikalau santri mahir dan pandai mengaji berbagai kitab kuning atau kitab salafi tentunya akan menjadi nilai plus dalam menghadapi zaman global seperti ini. 

Silahkan hubungi kontak kami, no WA : 081325366338

MUTIARA KALIGRAFER ADA DIANTARA KOTA BANDUNG DAN KOTA KUDUS.

Sebuah kompetisi dalam bentuk musabaqoh memang perlu perjuangan yang sangat panjang dan tidak serta merta langsung juara dalam menggapainya. Hal tersebut juga dialami oleh master kaligrafi dari kota Kudus Jawa Tengah ini yaitu H. Purwanto Zain yang berhadil juara kaligrafi di kota Bandung 5 kali berturut-turut mulai tahun 2007, 2009, 2011, 2013, 2015. Rekor yang lebih keren lagi juga diperoleh H. Purwanto Zain ini juara kaligrafi di Jabar 7 kali berturut-turut mulai tahun 2005, 2006, 2008, 2010, 2012, 2014, 2016. Belum ada kaligrafer pada saat ini yang meraih prestasi sekeren ini. Itu semua berkat bimbingan dari guru-guru kaligrafi H. Purwanto Zain diantaranya adalah Dr. KH. Wahidin Loekman M.Sn, Dr. KH. Didin Sirojuddin AR. M.Ag, Ustadz H. Ahmad Hawi, Ustadz H. Hasanuddin M.Ag.

Kalau mau lebih mendapatkan mutiara kaligrafi yang lebih memang harus hijrah. Demikianlah filosufi dari H. Purwanto Zain dalam belajar kaligrafi. Setelah banyak menimba ilmu dari pakar kaligrafi di Kudus yaitu KH. Muhammad Nur Aufa Siddiq, tahun 2001 dia hijrah ke Jabar belajar kaligrafi di Pesantren Kaligrafi Lemka Sukabumi dibawah bimbingan Dr. KH. Didin Sirojuddin AR. M.Ag sampai 2006 dan dilanjut belajar kaligrafi di Pesantren L-Jabar Kota Bandung dibawah bimbingan Dr. KH. Wahidin Loekman M.Sn mulai tahun 2006 sampai 2016.

Boleh dirasa perjuangan hidup dan mati meniti karir kaligrafi yang dialami Ustadz H. Purwanto Zain memang bagaikan pendadaran dikawah candradimuka yang penuh dengan persaingan yang luar biasa ketat diantara para kaligrafer dari seluruh Indonesia yang juga mencari keberuntungan yang sama. Boleh jadi Jabar yang dikenal banyak memunculkan para juara kaligrafi nasional. H. Purwanto Zain telah mengukir sejarah dari Jabar juara 2 nasional di Bengkulu tahun 2010 mewakili propinsi Jabar.

Selain aktif bermusabaqoh Purwanto Zain juga lihai melukis kaligrafi di kanvas, karya yang fenomenal pernah dibuat lukisan yang berjudul "HASUNALLAH" yang bernilai 1 M dan karya yang berjudul "A MASSAGE FROM THE SKY" yang benilai 2 M dan kita tunggu saja karya-karya dari tangan emasnya ditahun-tahun yang akan datang. SALAM KALIGRAFI

Keterangan: H. Purwanto Zain dan istrinya Dwi Widayanti yang sama-sama juara kaligrafi berpose bersama Walikota Bandung Bapak Ridwan Kamil disela-sela pembagian kadedeh juara MTQ Kota Bandung.