Minggu, 30 Oktober 2022

Workshop kaligrafi inau sastra kaligrafi bersama H. Purwanto Zain

 Memperingati Milad (hari lahir) ke-26 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) JQH Asy- Syauq IAIN Kudus menggelar acara Sinau Sastra Kaligrafi. Mengusung tema “Eksistensi Cinta Al-Qur’an dengan Ragam Seni Islam”, acara ini menghadirkan langsung pendiri owner


sanggar kaligrafi Asta Qalam Kudus (AQK), H. Purwanto Zain, M.Pd, bertempat di Aula SBSN lantai 1 pada Rabu (23/03/2022).

Wakil Rektor III, Prof. Dr. H. M. Ihsan, M.Ag dalam sambutannya mengatakan kajian tentang Al-Qu’ran sekarang ini tidak hanya dikaji dari sisi qiro'ah-nya namun juga tulisannya. Prof . Dr. H. M. Ihsan, M.Ag mengapresiasi dengan diselenggarakan acara ini semoga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dalam penulisan mushaf Al-Qur’an.

“Penulisan ayat Al-Qur’an harus benar, tidak boleh asal-asalan. Penempatan harokatnya harus tepat,” tegasnya.

Pemateri Sinau Sastra Kaligrafi, H. Purwanto Zain mengatakan pembahasan mengenai kaligrafi tidak akan ada habisnya. Menurutnya, kaligrafi tidak hanya sebagai ilmu dan skill tetapi kaligrafi dapat dikaji dalam berbagai aspek. Kaligrafi merupakan sarana dakwah melalui pena dan kuas, sehingga para seniman kaligrafi harus berkarya sebanyak-banyaknya dan tidak bosan untuk menebarkan dakwah melalui kaligrafi.

“Punya skill harus diaplikasikan, buatlah karya yang pertama dan berbeda. Maka karya tersebut akan menarik,” jelasnya.

H. Purwanto Zain menambahkan karya kaligrafi  perlu untuk dipublikasikan untuk branding diri. Ia berpesan untuk selalu memamerkan karya-karya kaligrafi di media sosial karena suatu karya tidak ada yang jelek namun karya butuh penikmatnya.

“Setiap saya berkarya langsung saya upload, siapa yang suka langsung menghubungi,” ujar Purwanto Zain.

Salah satu peserta, Fahrul Iqbal Alfariqi merasa senang acara Sinau Sastra Kaligrafi memberikan tambahan pengetahuan baru, khususnya pada skill pewarnaan dalam lukisan media kanvas. Ia mengatakan pemateri sangat memotivasi untuk lebih cinta kaligrafi dan memberikan support terhadap perkembangan kaligrafi.

“Jadi tambah ilmu apalagi langsung praktik, pematerinya banyak kasih motivasi buat berkarya,” ungkapnya.

Fahrul berharap acara dalam rangka Milad JQH Asy-Syauq ke-26 ini dapat menarik minat bakat para seniman-seniman Islam. Khususnya untuk mahasiswa IAIN Kudus dan juga dapat menjangkau lebih luas seluruh kalangan masyarakat.

“Semoga lahir banyak seniman Islam yang berdakwah melalui pena dan kuas,” ujarnya

Senin, 17 Oktober 2022

H. Purwanto Zain - rekor juara 1 kaligrafi mushaf di Jawa Barat 7 kali berturut-turut.


 CATATAN PENA SANG KALIGRAFER.

( Juara 1 kaligrafi mushaf Propinsi Jawa Barat 7 kali berturut-turut )


Telah tercatat dalam biografi para juara dari Kudus, tujuh itu adalah tujuan sedangkan pitu adalah pitulungan dari Sang Kholiq. Ketika itu aku telah memenangkan juara 1 lomba kaligrafi hiasan mushaf di Propinsi Jawa Barat selama 7 kali berturut-turut, dari tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2012, 2014. Mungkin ini adalah prestasi yang sangat sulit untuk dilalui, ini menjadi rekor yang istimewa bagiku. Bahkan lucunya ada pembina dari luar propinsi daerah lain yang mengatakan bahwa saya setor foto saja sudah juara. Lucu tur wagu saja, lha wong jurinya saja ada 7 masak salah menilai, menilai salah kok sampai bertahun-tahun. Katanya karyaku gak layak tapi tetap saja juara. Juara tapi gak layak. Gimana sih saya juga bingung kok bisa seperti itu ? He... he...


Foto ini adalah bidikan kamera Ustadz Nukman Aceh ketika pembinaan bersama Gurunda Dr. KH. Didin Sirojuddin AR di Hotel Lingga Kota Bandung Jawa Barat.

Sabtu, 08 Oktober 2022

Lukisan kaligrafi karya Purwanto Zain, master kaligrafi Kudus Indonesia

Alhamdulillah finish, tangan & pikiran terus bergerak dan terus berkarya. 
Title: Basmallah
Size: 100 cm x 100 cm
Artist: purwanto zain
Mixed media, 2022
Prince: 20 jt
Minat hubungi no telpon/wa: 085600754008

Selasa, 04 Oktober 2022

PEACE ON CALLIGRAPHY - KH. Dr. Didin Sirojuddin, M.Ag Maestro dan pakar kaligrafi Indonesia



PEACE ON CALLIGRAPHY


     Sebuah penelitian menyimpulkan, bahwa "kaligrafi dapat membangun hidup RUKUN, DAMAI, TOLERAN, dan MODERAT."

     Tidak heran, karena dalam salahsatu dari 5 "tujuan kaligrafi", yakni الأهداف التربوية/TUJUAN EDUKATIF, disebutkan bahwa "kaligrafi mendidik keSABARan (karena kaligrafi itu sulit, الخط أمرصعب), keTEKUNan, keBERSIHan, KREATIFitas (untuk menata komposisi, harmoni, proporsi, media, ruang, bidang, titik, garis, volume, cahaya, warna), TOLERANsi (menerima dengan ikhlas saat memilah, memilih, dan mengkombinasikan Mazhab huruf, mazhab guru, mizanul huruf, namthul huruf walkalimat yang pusparagam dan bermacam-macam), dan HIDUP MODERAT (karena disodori تعشيق/ta'syiq, yakni "menentukan sendiri mana goresan dan tatasusun yg dianggap paling mengASYIKkan" tanpa harus menyikut dan menyikat pilihan kaligrafer lain yang berbeda. Tidak ngoyo. Tidak Bervivereverycoloso untuk merebut yang tidak seharusnya dipunya).

     Sampai-sampai tujuan kelima kaligrafi, yakni الأهداف النفعية/TUJUAN EKONOMIS pun masih mempertahankan sikap legowo itu. Seperti kata bijak dan nasihat Lil khattatin Al-Khattat Muhammad Khalusi dari Mesir, "Antar kaligrafer tidak boleh SALING SIKUT, karena masing-masing sudah diberi bagiannya sendiri."

     Duuuuh, damai hidup di bumi kaligrafi. Klop dengan cita-cita mewujudkan Revolusi Mental dan Revolusi Akhlak yang seharusnya teruuuuus digaungkan.

(Didin Sirojuddin AR)