Menikmati setiap goresan pada kaligrafi lafadz Allah karya H. Purwanto Zain M.Pd pelukis kaligrafi Indonesia. Di setiap karyanya akan terlihat karakter goresan lafadz Allah dengan sapuan kaligrafi murni yang dibebaskan. Bisa diamati bahwa lafadz Allah terlihat jelas mengunakan gaya khat tsulus dengan huruf ha' akhir dibuat lebih bebas dari kebanyakan ha' akhir. Di sini pelukis perlu keberanian mengolah huruf lafadz Allah diolah kebentuk yang lebih estetik tanpa mengurangi tingkat keterbacaan tulisan. Anak kecil maupun remaja dan orang tuapun masih bisa membaca tulisan ini.
Jumat, 30 November 2018
Minggu, 25 November 2018
Workshop kaligrafi di IAIN Pekalongan
Ahad, 25 november 2018. Narasumber workshop kaligrafi, Ustadz H. Purwanto Zain, Ustadz H. Muhammad Assiry, Dr. M. Amien Nur dan Bu Nyai Dian. Memberikan materi workshop terdiri para mahasiswa IAIN Pekalongan yang tergabung dalam JQH LPTQ IAIN Pekalongan. Mulai dari wawasan, pengembangan dan demo kaligrafi yang diikuti seluruh peserta workshop dan narasumber.
Sabtu, 24 November 2018
Pemberdayaan ekonomi kreatif di Workshop kaligrafi
Tema workshop kaligrafi di UIN Walisongo Semarang Jawa Tengah Indonesia, Kaligrafi Terapan pada Gerabah- wujud dari pengolahan tangan kreatif akan membuat orang pintar kalah dari orang yang kreatif. Mampu menyulap barang yang biasa menjadi luar biasa.
Workshop Kaligrafi di UIN Walisongo
Bertempat dikampus UIN Walisongo. Sabtu 24 november 2018 diikuti mahasiswa dari UIN Walisongo dan peserta umum salah satunya ada dari Pesantren Gontor. Dengan narasumber Ustadz H. Muhammad Assiry dari PSKQ, Ustadz Dr.. Amien Noer Muchammad dosen Seni IAIN Salatiga, Ustadz H. Purwanto Zain M.Pd dari Sanggar Asta Qalam Kudus Jawa Tengah Indonesia.
Kamis, 22 November 2018
Spesialis ornamen masjid dan kaligrafi masjid
Telah terbukti dengan karya yang indah dipelbagai masjid musholla dan kantor pemerintahan. Tim Asta Qalam Art Kudus Jawa Tengah yang dimotori oleh H.Purwanto Zain telah berperan aktif menciptakan karya indah untuk syiar Islam di Indonesia lewat dakwah bil qalam. Silahkan hubungi nomer WA 081325366338
Menyambut Ustadz H. Muhammad Assiry
Pagi yang cerah kedatangan tamu spesial Ustadz HM. Assiry di galeri Asta Qalam Kudus Jawa Tengah Indonesia. Berbicara tentang pengembangan dan persiapan Workshop Kaligrafi di UIN Walisongo Semarang dan Workshop Kaligrafi di IAIN Pekalongan tanggal 24-25 november 2018.
Selasa, 20 November 2018
Lukis kaligrafi, DZIKIR membuat hati jadi adem-ayem
Yuuk perbanyak dzikir biar hati jadi tentram. Lukisan kaligrafi karya H. Purwanto Zain M.Pd kaligrafer Nasional asal Kota Kudus. Media kanvas ukuran 70 X 90 cm.
Senin, 19 November 2018
Sabtu, 17 November 2018
Mencari juara kaligrafi di MAPSI KE-21
Karya-karya indah ini adalah hasil goresan anak-anak SD. Sepintas seperti goresan remaja atau dewasa. Yaaah tapi kenyataannya ini karya anak SD di Jateng. Walau umur masih belia sekali tapi mereka telah mampu mempersembahkan karya yang mempesona.
Dokumentasi hasil lomba MAPSI SD ke-21 Provinsi Jawa Tengah Cabang Lomba Kaligrafi Putra tanggal 16 s/d 18 November 2018 di Kabupaten Wonogiri. Dewan juri kaligrafi putra, Ustadz Nurush Shobah S.Pdi , Ustadz Kustiono S.Hi dan H.Purwanto Zain M.Pd.
Selasa, 06 November 2018
Lukisan kaligrafi Baiti Jannati - Rumahku Surgaku
Lukisan indah karya H. Purwanto Zain Kaligrafer Nasional asal Kota Kudus. Baitii Jannatii - Rumahku adalah Surgaku. Media kanvas, acrylic, tekstur, ukuran 70X 50 cm. Indah, sejuk dan cocok untuk dipasang dirumah yang islami.
Masyaq khat naskhi lahjah (gaya) Purwanto Zain
Goresan khat naskhi khas gaya H. Purwanto Zain Kaligrafer Nasional dari Kota Kudus Jawa Tengah Indonesia. Terus dan terus dalam mengoreskan khat naskhi, baik berupa goresan diatas kertas, kanvas, maupun dipelbagai media untuk selalu berkarya. Sudahkah anda menuliskan lafadz Basmalah ? Yuk terus berkarya sahabat.
Minggu, 04 November 2018
Lukisan kaligrafi lafadz ALLAH karya Purwanto Zain
Proses melukis kaligrafi lafadz ALLAH di galeri Asta Qalam Kudus memang mengasyikkan. Lafadz ALLAH yang berukuran besar di goreskan Purwanto Zain diatas kanvas. Karya berukuran 200 X 150 cm media kanvas, tekstur, cat acrylic. Karya terbaru di bulan november karya H. Purwanto Zain seniman kaligrafi asal Kota Kudus, alumni Pesantren LEMKA Sukabumi Jabar dan Pesantren El Jabbar Kota Bandung, yang beberapa kali juga meraih juara nasional. Lukisan kaligrafi lafadz ALLAH ini adalah kali kedua pesanan Bapak Hendra Satya Darma Pimpinan Bank BRI Cabang Kudus.
Jumat, 02 November 2018
MENGAWINKAN KALIGRAFI DAN FILOLOGI DI TAMAN MINI (Didin Sirojuddin AR Lemka)
PERJALANAN paling mengasyikkan adalah "perjalanan sambil nengok kanan-kiri" :
قل سيروافى الأرض فانظروا
_(Katakan: "Berjalanlah di bumi, lalu lihatlah!")._
Seperti Safari Seni 200an santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka ke Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Di anjungan Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal (BQ & MI), para santri yg lagi PPL Sejarah menyaksikan dua dunia satu atap yaitu tulisan/lukisan kaligrafi dari DUNIA SENI dan naskah2 kuno dari DUNIA FILOLOGI. Mereka berniat melirikkan pandangan kepada keduanya. Sebab, kajian kaligrafi dan filologi, selama ini, seakan, "pisah ranjang". Ada yg hanya kesengsem kaligrafi lantaran lebih cantik dan komersil. Yg satunya seriuuuuuus sendirian, sehingga kajian terhadap naskah2 Nusantara didominasi para filolog -- yg hanya mengkaji teks -- bukan oleh kaligrafer dan peminat atau sejarawan seni.
"Kami ingin mengkombinasi keduanya," kata seorang santriwati Lemka yg saban hari tangannya belepotan karena dipakai ngaduk cat. Ia mengibaratkannya dg teknik _mixed media_ atau media campuran oil painting dg acrylic dalam lukisan. "Minyak dan air saja bisa dipersatukan dalam canvas. Gak seperti kata Mansyur S penyanyi dangdut itu," tambahnya sedikit berseloroh. Benar juga sich. Lha wong partai2 politik yg berlawanan saja bisa berkoalisi.
Benar2 asyiiiiik nih. Karya2 kaligrafi di gedung buatan Presiden Soeharto 1997 warisan Festival Istiqlal I & II ini menerangkan banyak hal: Teknik apresiasi dan variasi gaya para master khat dengan sederet nama para kaligrafer. Informasi tentang perkakas tulis & lukis, dan pelajaran yg dimulai dari rancang bangun desain dan teknik menggores kalam dan menorehkan kuas, sampai finishing touch melalui pertimbangan unsur2 elemen rupa: unsur garis, bentuk, volume, cahaya, warna, tekstur, ruang, dan bidang. Mazhab2 Tradisional dan kontemporer. Karya2 hasil MTQ Nasional (Naskah, Hiasan Mushaf, Dekorasi, dan Kontemporer) dan kompetisi di Islamic Art Festival. Banyak pula lukisan kaligrafi koleksi Lemka. Beberapa bahkan diterakan pada benda2 tua seperti gerabah, kayu, kaca, dan kain tapis. Kanvaslah yang paling mendominasi, kebanyakan produk tahun 2000an. Tampilan karya2 ini seperti menelusuri zona waktu yg telah melahirkan keahlian dan kebudayaan semesta:
الخط من الصناعات المدنية التى تقوى وتضعف بقوة الحضارة وضعفها.
_Kaligrafi adalah produk kemajuan yang menguat dan melemah karena kuat dan lemahnya kebudayaan."_
Pameran di BQ & MI didominasi oleh naskah2 Al-Qur'an & Tafsir*berbentuk manuskrip & cetakan. Banyak pula manuskrip keagamaan bukan Al-Qur'an. Pendukungnya adalah karya2 arsitektur, tekstil, nisan, seni rupa tradisional, seni rupa moderen, dan warisan budaya Islam _(Islamic Heritage)._ Yg paling menarik adalah naskah2 Al-Qur'an tua dari abad 17-20 dan tulisan tangan Al-Qur'an moderen yang dipelopori oleh *Mushaf Istiqlal* (1991-1995), Mushaf Sundawi, Mushaf Jakarta, Mushaf Ibu Tien Soeharto, sampai Mushaf Al-Bantani. Perhatian tertuju pada rasam dan sisi visualnya, yaitu iluminasi dan kaligrafi yang jadi "makanan sehari-hari" santri Lemka tapi kurang mendapat perhatian dari para peminat kajian naskah Nusantara. "Untuk zamannya, semuanya indah2, rrrrrrrrruar biasa," komentar para santri. "Dan *Mushaf Istiqlal,* ini dia maha karya putra-putri terbaik Indonesia, karena beriluminasi RAGAM HIAS NUSANTARA yg melibatkan desainer, para khattat kreatif _(warraqun mubdi'un,_ الوراقون المبدؤون), dan iluminator ahli." Nampak cahaya Islam tambah jelas via pancaran cahaya Al-Quran:
القرآن هوأول رافع لمناظرالخط العربى
_"Al-Qur'an adalah yg pertama kali mengangkat mercusuar kaligrafi."_
Seluruh KERJA KREATIF ini, sebagaimana dalam tradisi penyalinan mushaf dan teks-teks non-Qur'anis di Dunia Islam, masuk lingkup gerakan ilmiah dan kebudayaan mengiringi pergerakan sejarah kebudayaan umat manusia. _WARRAQAH_ (الوراقة) atau "kegiatan penyalinan naskah: penulisannya, penyebarannya, editingnya, dan distribusinya" benar2 jadi barokah untuk para penulis (mencakup iluminator dan petugas pengEMASan), pasar kertas dan peralatan tulis seperti kalam khat, tinta dan wadahnya, penjilidan dan penjual buku.
Setelah rehat 2 jaman untuk menikmati pusat2 hiburan Taman Mini, para santri Lemka masuk Teater Imax Keong Emas untuk nonton film The Journey to Mekkah, kisah sulitnya perjananan Ibnu Batutah yg harus bersabung nyawa untuk pergi haji. Nobar ini sebagai "praktik merasakan" sebagian dari naskah filologis Ibnu Juza'i, _Tuhfah an-Nuzzar fi Gara'ib al-Amshar wa 'Aja'ib al-Asfar_ (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-Kota Asing dan Perjalanan yg Mengagumkan) atau yg lebih dikenal dengan kitab _Al-Rihlah_ (journey, perjalanan) Ibnu Batutah. Hebat tidak? Ketika usia 21 tahun, Ibnu Batutah yg lahir di Marokko 25/2/1304 memulai perjalanan panjang yang mencakup 120.700 km² selama hampir 3 dasawarsa. Tiga kali lebih dahsyat daripada pengembara Marcopolo! Ibnu Batutah berkelana dg tujuan untuk mengenal bangsa2 baru dan bertemu banyak orang dari latarbelakang dan kebudayaan yang beragam. Karena terkagum-kagum dg perjalanan pertamanya, ia bersumpah untuk mengunjungi sebanyak mungkin tempat yg dapat dikunjunginya selama hayatnya. Salahsatunya Pulau Sumatera, yg disebutnya "Pulau Jawa yang menghijau". Ibnu Batutah sampai di pelabuhan Kerajaan Samudera Pasai yg disebutnya "kota yg indah".
Ya, seindah perjalanan menuntut ilmu dan seindah bisa menautkan studi kaligrafi dg filologi.
✒