Jumat, 24 November 2017
Hikmah kaligrafi oleh H. Purwanto Zain
"Aku goreskan ayat-ayat Allah dengan indah, yang lain biarlah Allah yang mengaturnya." Purwanto Zain, 2017
Minggu, 12 November 2017
Hikmah kaligrafi ( H. Purwanto Zain )
Kecerdasan dan bakat seni tanpa adanya kebudayaan ibarat tanaman yang selalu tergantung pada air yang diambil dari sumber mata air yang dangkal. www.kaligrafiku.com
Sabtu, 11 November 2017
Masterpiece karya H. Purwanto Zain
Masterpiece karya saya selama kurun waktu 10 tahun terakhir, ini adalah sebuah perjalanan seni yang panjang dan akan terus berkembang serta terus mewarnai sebagian keindahan seni kaligrafi Indonesia. Salam kaligrafi
Kaligrafi lauhah Indonesia
Maraknya kompetisi lomba kaligrafi event nasional dan internasional membuat persaingan semakin ketat fi kalangan para kaligrafer di Indonesia.
Gambar karya ini adalah sebagian karya peserta dari Kudus yang ikut berpartisipasi di lomba internasional di Malaysia. Tak kalah dengan kaligrafer lainnya para kaligrafer Kudus dengan semanggatnya dan ketekunannya selalu menggores diatas waroq muqohhar. Terlihat digambar foto ada karya Nukman, Muallimin, H. Purwanto Zain, Ust M Assiry. Sinergi dalam bermusabaqoh dan sinergi dalam syiar seni islami di even internasional. Seyogyanya kesempatan seperti ini akan menjadi titik semanggat untuk mengapai berlangsungnya event di tahun yang akan datang.
Sabtu, 04 November 2017
Antara seni dan pengalaman empiris jiwa dalam berkarya
"ANTARA SENI DAN PENGALAMAN EMPIRIS JIWA DALAM BERKARYA."
H. Purwanto Zain,
Sukoharjo, 5 november 2017.
Menjalani hidup itu seperti orang melukis. Ia mengabadikan rasa. Kehidupan adalah seni. Setiap langkah yang kita tapakkan akan menghasilkan pengalaman estetik juga sebuah seni. Dalam diri masing-masing jiwa juga mempunyai sendiri dalam menjalani hidupnya. Hanya saja ada yang mengolah seni tersebut dengan maksimal, namun banyak juga yang tidak bisa menangkap signal dari seni dalam hidup sehingga berjalan datar tanpa riak-riak penambah semanggat dalam hidup.
Masing-masing jiwa memiliki sifat kesenian. Hanya dengan menggumamkan lagu, berkata-kata itu juga itu juga sudah termasuk melakukan aktivitas seni. Jangan berpikir seni harus seperti pertunjukan yang indah dan ditonton ratusan orang, karena cara kita memandang kehidupan juga sebuah seni. Seni yang mengalir dalam jiwa bisa diolah dan diarahkan ke tujuan yang ingin dicapai.
Inspirasi bisa datang dari mana saja, segala sesuatu yang bisa dilihat maupun yang bisa dirasakan pada saat itu, namun apabila diperhatikan hal-hal yang kecil disekitar bisa menjadi sebuah inspirasi. Terkadang orang-orang disekitar juga secara tidak langsung menjadi inspirasi.
Apabila peka sebenarnya segala yang dimiliki tiap orang ini akan terasa indah. Bahagia karena seniman mendapatkan uang dari sesuatu yang disukai yaitu seni. Tidak sedikit masukan yang mengatakan bahwa seniman harus mengikuti trend yang sedang hits saat ini, tapi tetap harus menjadi diri sendiri dan meluapkan apa yang ingin di ekspresikan.
Di sela-sela jadi dewan juri Mapsi ke 20 Jateng di kota Sukoharjo, saya banyak ngobrol dengan budayawan, pelukis, penulis buku Dr. Sudana M.Ag dosen UMS Surakarta yang banyak menginspirasi saya betapa indahnya hidup ini jika selalu saling bersinergi dalam seni dan pengalaman empiris jiwa dalam berkarya. Esensi estetik bisa menjadi satu sarana di mana bahagia, rindu, semanggat, dendam, dan hal hal lain yang bersifat spiritual diungkapkan secara kompleks. Tapi di atas semua itu, kompleksitasnya mula-mula ditentukan oleh dan dengan "rasa" dan kalbu.
Maka, situasi sublim kadang ditentukan oleh hening. Orang Jawa menyebutnya dengan istilah "meneng". Setelah itu seseorang akan meraih maqam "menep", yaitu situasi di mana residu dalam deru hidup memisahkan diri. Jadilah "bening", yaitu yang ada adalah kejernihan. Dan lalu menaik di maqam "wening". Yaitu situasi di mana seseorang bisa membaca tanda-tanda dan bahasa alam, tanpa melalui simbol atau bahkan kata kata.
Dalam keheningan, seseorang bisa mencecap rindu dan keasyikan. Di situlah kebahagiaan ada, tanpa simbol dan kata-kata. Situasi yang dalam kearifan Jawa dikenal sebagai "salat daim".
Banyak orang sibuk berjalan dan bahkan berlari mencari kebahagian dan kedamaian dari dan di luar dirinya. Padahal, sejatinya yang ia cari, ada dalam dirinya.
Jumat, 03 November 2017
SELAMAT DAN SUKSES LOMBA MAPSI KE-20 TINGKAT JATENG 2017 DI SUKOHARJO.
Hari ini sabtu 4 november 2017 lomba MAPSI Seni Kaligrafi Tingkat Jateng di Kota Sukoharjo di ikuti 35 peserta dari seluruh Kabupaten dan Kota Se-Jawa Tengah. Ini adalah ajang lomba kaligrafi lukis anak-anak Sekolah Dasar . Peserta lomba adalah para pelukis kaligrafi cilik terbaik dari seluruh kota di Jawa Tengah. Antusias dari para pelukis cilik ini terlihat semanggat sekali pada even yang digelar tiap tahun. Mereka memang mahir menggolah kuas dan qalam diatas kanvas, kanvas yang tadinya polos putih diolah sesuai dengan kreatifitas dan imajinasi seni yang indah dengan sentuhan goresan khat murni. Khat yang digoreskan diantaranya naskhi, sulusi, riq'ah, diwani, diwani jali, kufi dan juga farisi.
Pada event gebyar lomba Mapsi propinsi Jawa Tengah ini selaku dewan Juri lomba seni kaligrafi, mereka adalah Haji Purwanto Zain, Ustadz Nurus Shobah dan Bapak Sulistiyono.
Lomba seni kaligrafi Mapsi Jateng ini dimulai mulai jam 08.00 wib sampai jam13.00 wib. Sedangkan untuk lomba tahsinul khat akan dilaksanakan jam 14.00 wib dilakukan ditempat yang sama yaitu di SMA NEGERI 3 Sukoharjo.