Sabtu, 22 April 2017

MENEBAR KEINDAHAN

Dakwah Bil-Quas di Masjid Nurul 'Aly Kudus. Pembuatan lafadz Jalalah dam lafadz Nabi Muhammad SAW. Semoga menambah keagungan Namamu Yaa Allah dan Yaa Nabii...

MENEBAR KEINDAHAN MASJID SINGAPARNA TASIKMALAYA JABAR.

Tim Asta Qalam Art nampak sedang membuat ornamen kaligrafi di Masjid Singaparna Tasikmalaya Jabar. Salam dakwal bilqalam menebar keindahan

Jumat, 21 April 2017

ASMA'UL HUSNA DIGORES DI MTs NEGERI 1 KUDUS

Tim Asta Qalam menebarkan syiar lewat dakwah bil qalam dengan menggores kuas didinding Masjid MTs Negeri 1 Kudus. Dinding yang tadinya polos kosong akan berubah dengan dihiasi ornamen bertuliskan Asma'ul husna gambaran lafadz nama Allah dzat yang Maha diatas segalanya. Dan tidak ada siapapun atau apapun yang mampu menandingi kebesaran-Nya. 

TAMU SANG MOTIFATOR

Malam sabtu, tepatnya habis sholat maghrib saya kedatangan tamu istimewa sang motifator, mubalig, budayawan dan pengasuh Pesantren Entrepreneur Al-Mawaddah Kudus Dr. KH. Sofiyan Hadi, Lc. MA, di kampung kaligrafi galeri, sanggar kaligrafi Asta Qalam Kudus.

TAMU KALIGRAFER DARI MALAYSIA

Kamis, 20 April 2017,  Kedatangan tamu agung, para Kaligrafer dari Negeri Jiran Malaysia Ustadz Ali Gaban dkk dalam rangka safari kaligrafi.. hadir  juga Ustadz Ali Graphy dan Ustadz Assiry di gubug saya.

Sabtu, 08 April 2017

DZIKIR DAN BERKARYA

Suatu anugrah yang luar biasa diberi kenikmatan kesehatan dari Allah Yang Maha Indah. Berkarya dan dzikir menjadikan qalbu tenang. Tenang berimajinasi, terbang bersama handam dan kuas. Terkadang tenggelam dalam dzauq kelezatan keindahan dari Allah Yang Maha Indah yang menyukai keindahan.
Salam kaligrafi dari kampung kaligrafi Kudus - Indonesia.

KOREKSIAN KARYA BERSAMA SANG GURU

Koreksian ksligrafi bersama guru saya Sang Maestro Kaligrafi dan Pakar Ksligrafi Indonedia yang juga guru besar Pesantren Kaligrafi LEMKA Sukabumi dan Jakarta DR. KH. Didin Sirojuddin AR. MA.

Kaligrafi itu tersembunyi dalam pengajaran guru, tegak profesionalnya tergantung banyak latihan, dan kelanggengannya ada pada pengamalan agama islam.

DAKWAH BIL QALAM

Syiar islam diantaranya bisa lewat kaligrafi, baik pemula ataupun yang sudah mahir kaligrafi memang seharusnya harus selalu produktif dalam berkarya. Ketika berkarya jangan menunggu bagus dulu, produktifitas itulah yang utama, awali dari sekarang walau masih banyak kekurangan, setiap sapuan kuas pasti menumbuhkan motifasi baru dalam berimajinasi. Salam kaligrafi. www.kaligrafiku.com

Minggu, 02 April 2017

NGEJO DAN NGAJI KALIGRAFI

Ngejo dan ngaji kaligrafi adalah bentuk ekspresi seni melalui eksperimen warna di media lukis, pesan yang tersirat dalam lukisan adalah bagian utama yang konstruktif dalam lukisan, bukan sekedar catatan biasa karena esensi didalamnya lukisan kaligrafi merupakan syiar islam dengan instrumen dakwah bil qalam. Aksara dan latar belakang lukisan menyatu senyawa. Aksara menampiln karya yang bertubuhkan huruf Arab dengan menyandang spirit religius Islami.

Lukisan kaligrafi adalah karya yang bernafaskan islami. Pengungkapannya dalam lukisan lewat konstruksi struktur bidang-bidang dengan latar belakang warna yang memancarkan berbagai karakter imajinatif. Dengan prinsip penyusunan itu, sang pelukis haruslah  kuat sensibilitasnya terhadap komposisi dan pemahaman yang dalam di berbagai karakter.

Berkesenian adalah masalah pilihan dan berkonsentrasi kepada obsesi tematik dan masalah estetik ekspresi simbolik lukisannya. Dan penemuan corak lukisan yang khas, yang dibuat berlapis dan bertingkat-tingkat sehingga suasana sunyi dan mistis jadi dominan dengan satu atau beberapa figur ditinggalkan sendiri dalam kesepian dan siksaan rindu di tengah keluasaan kosong, dan yang menjadi sumber dari keindahan karya seni. Mari menebar keindahan dengan dakwah bil qalam.

PENULISAN MUSHAF RASM USMANI VERSI INDONESIA

Tahun 2010 adalah momen yang tidak pernah saya lupakan karena pernah menjadi tim penulis mushaf Al Qur'an Al Bantani Propinsi Banten atas permintaan Ustadz Tholabi panggilan dari Dr. H. Ahmad Tholabi Karly MA. Dari Kudus saya dan Ustadz M. Assiry bersama teman-teman kaligrafer Lemka Jakarta. Untuk menulis mushaf manuskripsi yang dicetak untuk dibagikan keseluruh masyarakat Banten. Yang sebelum juga pernah dibuat Mushaf serupa seperti Mushaf Sundawi Jabar, Mushaf At Tiin Jakarta dan Mushaf Kalimantan sebagai pelopor mushaf Al Qur'an Rasm Usmani di Indonesia

Banyaknya mushaf di Indonesia yang menjadi Maha Karya para kaligrafer Indonesia tentu menimbulkan beberapa pertanyaan. Apakah Mushaf-mushaf standar Indonesia menggunakan Rasm Usmani? Apakah Al-Qur’an Rasm Usmani hanya Al-Qur’an Madinah saja? Apakah Rasm Usmani hanya satu versi? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang lainnya. Misal: Sejauhmana pemahaman masyarakat terkait dengan Rasm Usmani?

Hal lain yang juga sering disahfahami adalah cakupan Rasm Usmani. Dalam Pandangan masyarakat luas Rasm Usmani itu meliputi batang tubuh ayat dan seluruh sistem harakat dan tanda baca Al-Qur’an. Padahal cakupan Rasm Usmani hanyalah batang tubuh ayat saja. Titik huruf, sistem harakat, dan tanda baca tidak termasuk dalam cakupan Rasm Usmani.

Rasm Usmani dalam Mushaf Al-Qur’an dan ragam-ragamnya.

Ragam Rasm Usmani

Ragam penulisan mushaf dalam displin ilmu rasm al-mushaf masuk dalam pembahasan ilmu rasm (pola tulis kalimat). Dalam disiplin pola tulis huruf arab secara umum dikenal ada jenis bentuk tulisan (rasm);

1.      Rasm qiyasi/imlai (pola penulisan sesuai dengan cara pengucapannya).

2.      Rasm usmani (pola penulisan sesuai dengan cara penulisan yang ditetapkan Usman bin Affan).

3.      Rasm arudi (pola penulisan sesuai dengan wazan dalam syair-syair Arab).

Adapun terkait dengan Penulisan Al-Qur’an secara khusus hanya ditulis dengan dua macam pola penulisan, yaitu dengan rasm usmani dan rasm imlai. Tulisan singkat ini hanya akan membahas tentang Rasm Usmani.

Rasm Usmani sebagai sebuah disiplin ilmu telah memiliki beberapa mazhab atau aliran. Mazhab utama ilmu rasm usmani dinisbahkan kepada Abu ‘Amr ad-Dani (w. 444 H.) dalam karyanya Al-Muqni’ fi Ma’rifati Marsum Masahif Ahl al-Amsar dan Abu Dawud Sulaiman bin Najah (w. 496 H.), dalam karyanya Mukhtasar at-Tabyin li Hija’ at-Tanzil, yang dikenal dengan sebutan Syaikhani dalam ilmu rasm.

Selain keduanya juga terdapat imam-imam rasm yang lainnya yang juga sering dijadikan rujukan, karena karya-karya mereka memberikan tambahan-tambahan terhadap hal-hal yang tidak dibahas oleh Abu ‘Amr ad-Dani dan Abu Dawud Sulaiman bin Najah, bahkan terkadang juga memberikan koreksi terhadap pandangan keduanya, seperti al-Balansi (w. 564 H) dalam kitabnya al-Munsif, asy-Syatibi (w. 590 H) dalam karyanya al-Aqilat al-Atraf, as-Sakhawi dalam kitabnya al-Wasilah ila Kasyf al-‘Aqilah, dan lain-lain.

Banyaknya mazhab atau aliran Rasm Usmani ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas. Akibatnya, muncul beberapa pandangan “miring” seperti fakta di atas, yang terkadang memunculkan dampak negatif, dengan menganggap bahwa Mushaf tertentu dianggap paling mengikuti “Rasm Usmani” dibanding mushaf-mushaf lainnya. Seperti antara Mushaf Madinah dengan Mushaf Indonesia.

Adanya beberapa Mazhab rasm Usmani ini juga dapat terbaca pada halaman akhir Mushaf Madinah (Ta’rif bi-hadza al-Mushaf) terbitan Mujamma’ al-Malik Fahd tahun 1407 H/1986 M, yang menyatakan:

Pola penulisan rasm pada mushaf ini adalah sesuai dengan  riwayat asy-Syaikhan, yaitu Abu Amr ad-Dani dan Abu Daud Sulaiman bin Najah, dengan men-tarjih pandangan Abu Daud bila terjadi perbedaan (dengan ad-Dani)."

Dalam kutipan di atas, dengan tegas dikatakan bahwa acuan rasm usmani Mushaf Madinah adalah sesuai dengan riwayat asy-Syaikhan, yaitu Abu Amr ad-Dani dan Abu Dawud Sulaiman bin Najah, dengan men-tarjih pandangan Abu Dawud bila terjadi perbedaan (dengan ad-Dani). Namun, setelah diteliti ulang dengan mengkaji sejumlah literatur dan mengecek kembali kebenaran sumbernya, ternyata terdapat beberapa pola penulisan yang tidak sepenuhnya mengacu secara konsisten kepada mazhab Abu Dawud. Oleh karena itu, pada cetakan tahun 1426 H/2004 M, redaksi pada halaman Ta’rif bi-hadza al-Mushaf ditambah menjadi sebagai berikut:

Pola penulisan rasm pada mushaf ini adalah sesuai dengan  riwayat asy-Syaikhan, yaitu Abu Amr ad-Dani dan Abu Daud Sulaiman bin Najah, dengan men-tarjih pandangan Abu Daud bila terjadi perbedaan (dengan ad-Dani) pada umumnya, dan terkadang dirujuk dari ulama selain keduanya.”

Dengan redaksi di atas, Mushaf Madinah tidak membatasi acuannya hanya pendapat asy-Syakhani, namun menampung juga pendapat di luar keduanya, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa versi Rasm Usmani.

KALIGRAFI PESANAN HAJI HARYANTO

Alhamdzu-lillah saya berkesempatan untuk bisa bertemu dan memenuhi undangan dari Bapak Haji Haryanto (Direktur Bus PO HARYANTO) sekedar berdialog tentang seni kaligrafi dirumah pribadi beliau. Dan akhirnya bersama team memasang pesanan kaligrafi berbahan kuningan bertuliskan kaligrafi sebagai penghias ruangan dan makna yang terkandung dalam kalimah bisa sebagai pesan yang bisa menyejukan hati.

Kalimah زينوا منازلكم بالصﻻة وقراءة القران berisikan pesan bahwasanya didalam rumah yang sering digunakan untuk ibadah sholat dan sering membaca Al Qur'an bisa menjadi hiasan rumah. Lukisan akan memiliki nilai plus dengan penyusupan unsur kaligrafi ke dalamnya. Jika temanya ayat-ayat Alquran, maka nilai plus itu akan terasa semakin agung,
karena memancarkan pesan-pesan suci yang dalam yang dapat dijadikan bahan renungan, baik oleh pelukis maupun orang lain yang melihatnya.

Team Asta Qalam Art terus menebar keindahan dan syiar bil qalam.

Sabtu, 01 April 2017

LUKISAN KALIGRAFI TERBARU DITAHUN 2017: "GAYA LUKISAN KALIGRAFI DIWANI MADZHAB AZ-ZAINI KUDUS".

Tambah riuh-gemuruh debur dan gelora  yang membuncah dalam berkaligrafi di tahun-tahun terakhir ini mendorong dan didorong kreativitas menggebu para pelkuis kaligrafi Islam kontemporer yang mencerminkan kecenderungan rata-rata sikap batin dan pikiran mereka yang ingin terus mengolah dan mengasah bentuk -bentuk kaligrafi dengan memadukan kedalam lukisan kaligrafi yang sudah ada dan menggubahnya menjadi lebih bebas dan berbeda dari bentuk bakunya.

Inilah yang dilakukan oleh karib juga guru dan teman seperjuangan waktu masih di Sanggar kaligrafi Annur yang didirikan KH.Nur Aufa Shiddiq alm, yakni Ustadzuna H.Purwanto Zain S.Pd.I yang sekarang juga melanjutkan S2 Tarbiyyah di STAIN Kudus ini. Ia begitu tekun siang malam mengasah terus gaya -gaya baku kaligrafi. Seperti dalam karyanya yang diberi judul "A MESSAGE FROM THE SKAY" (Pesan dari langit) ini, menujukkan eksistensi dan puncak estetika dalam ia mengolah antara bentuk huruf dengan background yang analog dan harmoni sekali. Ia melakukan gebrakan demi gebrakan pembebasan huruf dari khath Diwani dengan membentangkan dan merubah bentuk aslinya huruf alif menjadi sangat unik. Ia menyebutnya sebagai Madzhab Gaya Diwani zaini.
Saya seperti memasuki alam bathin yang begitu teduh, mengalun lembut Suara desah syahdu bidadari dengan desiran angin surga yang menentramkan jiwa. Kiranya begitulah gambaran yang saya rasakan ketika melihat, menatap dan menikmati indahnya lukisan "Kang Haji" begitu saya memanggilnya.
Seolah -olah saya ingin bersemayam disana.

Contoh paling mencolok adalah lukisan kaligrafer Tunisia Naja al-Mahdawi yang saban hari berujicoba huruf lebih dari 13 jam secara tekun. Di antara ungkapan-ungkapannya yang paling “berani” dan sinthing adalah:
“Huruf bagi saya adalah material hidup, yang darinya saya olah apa saja sekehendak saya” “Dalam teknik mengolah seni saya, saya kembali ke warisan secara alamiah, namun saya musti keluar darinya. Kalau tidak, saya akan mati di sana”.

Sikap Naja al-Mahdawi mencerminkan pandangan perlunya pengembangan huruf-huruf supaya tidak statis, karena huruf-huruf itu sendiri menawarkan kelenturan luar biasa. Sudah pasti sikap revolusionernya, yang oleh Charbal Dagir disebut “permainan gila” (al-la’bah al-majnunah), tidak terlepas dari pergaulan kesehariannya dengan model-model kreasi lukis gaya kontemporer Eropa. Tata pergaulan semacam ini oleh kaligrafer muslim kontemporer, Hassan Massaoud yang puya pergaulan erat dengan kehidupan seni Barat di Perancis, dianggap sangat menentukan. Ia bahkan menyebut tentang “tatacara melindungi kaligrafi supaya terpelihara”, yaitu dengan menempatkan sang kaligrafer di tengah masyarakat. Tidak dapat disangkal, jika masyarakat sepergaulannya adalah para perupa Barat, maka akan lahir darinya adalah kreasi yang bergaya atau dipengaruhi gaya Barat.

Istilah “lukisan kaligrafi” biasanya digunakan untuk membedakannya dari “kaligrafi murni” atau “kaligrafi klasik” yang berpegang pada kaedah khattiyah seperti Naskhi, Tsuluts, Farisi, Diwani, Kufi dan Riq’ah. Lukisan kaligrafi acap dihubungkan dengan rupa-rupa teknik penggarapan karya secara keseluruhan, seperti teknik batik, teknik grafis, teknik ukir kayu, teknik logam dan lain-lain dalam media dan peralatan (seperti cat minyak atau acrylik) yang beragam pula. Hasil garapan yang memadukan huruf dengan latar belakangnya membentuk sebuah lukisan yang utuh, tidak hanya tulisan terpisah.

Oleh karena itu, pengertian “lukisan” kaligrafi Islam di Indonesia tidak selalu menunjuk kepada pembagian gaya-gaya kaligrafi dalam arti huruf seperti kriterium al-Faruqi. Fokus “lukisan kaligrafi” di Indonesia “tidak hanya selesai pada huruf”, tetapi kehadirannya memang sebagai lisan dalam arti yang sesugguhnya, seperti dikemukakan pelukis kaligrafi Islami, Syaiful Adnan. Kritikus seni rupa, Dan Suwaryono menandaskan, bahwa lukisan kaligarfi Islami pada dasarnya ditopang dua unsur elemen seni rupa, berupa unsur-unsur fisiko plastis (berupa bentuk, garis, warna, ruang, cahaya, dan volume) di satu pihak, sedangkan di pihak lain tuntutan-tuntutan yang cenderung ke arah ideo plastis (meliputi semua masalah yang secara langsung ataupun tak langsung berhubungan dengan isi atau cita perbahasaan bentuk). Dalam ungkapan yang lebih mudah, bahwa lukisan kaligrafii di Indonesia tidak hanya menampilkan sosok huruf yang dilukis, tetapi sebuah lukisan utuh di mana huruf menjadi salah satu elemennya.

Maka, lukisan kaligrafi Islam yang berkembang di Indonesia sangat kaya varisasi, karena integral dengan rupa-rupa huruf tanpa memandang gaya alirannya. Baik gaya kontemporer ataupun klasik baku, semuanya dapat menjadi obyek garapan.
Kini, bukan hanya para alumnus perguruan seni rupa, bahkan para pelukis dan khattat yang tidak memiliki disiplin pendidikan seni rupa pun banyak yang terjun ke “permainan” seni lukis kaligrafi gaya baru ini.

Dalam ragam bentuk pembebasan Kaligrafi Islam ini Ustaz H.Purwanto Zain termasuk salah satu pelukis dan Kaligrafer yang mampu mendobrak kemapanan kaidah baku khath. Dalam peta seni rupa Islam kontemporer, ia juga termasuk sudah ikut andil memberikan sumbangsih yang sangat besar dan telah menimbulkan maraknya kegairahan berkreasi dikalangan pelukis dan kaligrafer Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Munculnya gaya kontemporer, sungguhpun menimbulkan tanggapan pro-kontra, memberikan isyarat semakin meningkatnya pencarian gaya-gaya baru untuk lebih melengkapi gaya-gaya masa lalu.

Meminjam kata penyair India Rabindranath Tagore, al-khattat Kamil al-Baba dari Libanon menulis dalam bab “al-Jadid fi Dunya al-Khath” (Yang Trendy dalam Dunia Kaligrafi), bahwa perkembangan adalah sunnatullah dan hanyalah satu bagian dari hukum alam yang berputar. Perkembangan adalah cermin kekekalan, seperti halnya stagnasi atau jumud, adalah sebab pokok yang memperlekas fana. Dan kaligrafi, dia adalah “lukisan huruf”, posisisnya tidak pernah mandek, bahkan terus berkembang menyusuri waktu. Perkembangan yang juga disusuri kaligrafi Islam kontemporer.

Semoga terus menginspirasi Dunia Ust. Haji Purwanto Zain. Amiiin.
==========================
Disadur dari tulisan Ustadzuna Muhammad Assiry
Pengasuh Pesantren Kaligrafi Al Qur'an PSKQ Kudus Jateng Indonesia.

THE HAJJ MABRUR

New... 2017, terciptanya revolusi seni didalam lambaian sapuan kuas diatas kanvas, mendobrak imajinasi diantara kaidah khat diwany yang berlafadzkan kalimah Alhajjul mabruuru... Huruf alif yang dibebaskan dari kaidah murni khat diwani dengan komposisi huruf yang padat, menyusup keseluruh celah senyawa dengan warna coklat klasik.
Oil painting on canvas, 75 X 75 cm.